
PWMU.CO – Pada hari Jumat (25/4/2025), SD Muhammadiyah 22 Surabaya mengadakan edukasi waspada malaria dalam rangka memperingati Hari Malaria Sedunia.
Upaya menjadikan lingkungan sekolah tetap sehat menjadi tanggung jawab kita semua agar proses belajar terasa lebih nyaman, menyenangkan, dan menyehatkan. Listianah, Kepala SD Muhammadiyah 22 Surabaya, menyampaikan pesan tersebut.
Ia menyebutkan beberapa agenda kegiatan, seperti senam ceria Anak Indonesia, pengamatan jentik-jentik, dan edukasi tentang penyakit malaria agar kita lebih waspada dan mampu mengantisipasinya. Kegiatan edukasi ini berperan penting dalam menjaga kesehatan kita.
dr Erwan Noor S, dokter fungsional Puskesmas Wiyung Surabaya yang juga menjadi wali murid Ananda Naraya dari kelas 4C, menyampaikan edukasi tersebut secara tertulis. Para wali kelas kemudian menyampaikan materi itu kepada para siswa. Seluruh pihak mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerja sama yang telah mereka berikan.
dr Erwan Noor S menjelaskan bahwa parasit Plasmodium yang masuk melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi menyebabkan penyakit infeksi bernama malaria.
Gejala
hal ini dapat bervariasi,namun umumnya meliputi:
- Demam tinggi
- Menggigil
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Mual dan muntah
- Diare
Jika mengalami gejala-gejala tersebut dan memiliki riwayat bepergian ke daerah endemik malaria, segera konsultasikan dengan dokter.
Masa Inkubasi
Parasit Plasmodium mulai memunculkan gejala beberapa waktu setelah nyamuk yang terinfeksi menggigit seseorang. Jenis parasit yang masuk ke tubuh menentukan seberapa cepat gejala itu muncul.
Berikut adalah perkiraan masa inkubasi:
- Plasmodium falciparum: 9–14 hari
- Plasmodium vivax: 12–18 hari
- Plasmodium malariae: 18–40 hari
- Plasmodium ovale: 12–18 hari
- Plasmodium knowlesi: 9–12 hari
Namun, masa inkubasi bisa lebih pendek atau panjang tergantung pada jumlah parasit, kekebalan tubuh individu, dan penggunaan obat pencegahan malaria.
Jenis Malaria
Beberapa jenis malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang berbeda:
- Malaria tropica (Plasmodium falciparum): Paling berbahaya dan bisa menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Bisa menimbulkan komplikasi seperti anemia, gagal ginjal, dan koma.
- Malaria tertiana (Plasmodium vivax): Gejalanya lebih ringan namun bisa kambuh setelah beberapa bulan atau tahun.
- Malaria quartana (Plasmodium malariae): Gejala ringan namun infeksinya bisa berlangsung lama dan menyebabkan kerusakan ginjal.
- Malaria ovale (Plasmodium ovale): Mirip dengan P. vivax, dapat kambuh setelah beberapa waktu.
- Malaria knowlesi (Plasmodium knowlesi): Ditemukan di Asia Tenggara, gejalanya parah dan bisa berakibat fatal bila tidak segera diobati.
Daerah Endemis
Malaria banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis, antara lain:
- Afrika: Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Mozambik
- Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina
- Amerika Selatan: Amazon (Brasil, Peru, Kolombia)
- Asia Selatan: India, Pakistan, Sri Lanka
- Pasifik: Papua Nugini, Kepulauan Solomon
Daerah lain dengan risiko lebih rendah:
- Amerika Tengah: Belize, Honduras
- Karibia: Haiti, Republik Dominika
Konsultasi dengan dokter sebelum bepergian ke daerah ini sangat disarankan.
Pencegahan
Beberapa cara mencegah malaria:
- Menghindari gigitan nyamuk:
- Gunakan kelambu saat tidur
- Pakai obat semprot atau insektisida
- Kenakan pakaian tertutup
- Mengontrol populasi nyamuk:
- Hilangkan tempat berkembang biaknya
- Gunakan insektisida
- Konsumsi obat pencegahan bila ke daerah endemik
- Gunakan losion atau semprotan antinyamuk
- Tingkatkan kesadaran melalui edukasi
Pengobatan
Pengobatan malaria menggunakan obat antimalaria sesuai jenis parasit dan tingkat keparahannya:
- Artemisinin-based combination therapies (ACTs)
- Chloroquine
- Mefloquine
- Atovaquone-proguanil
Pasien juga perlu:
- Istirahat cukup
- Minum banyak cairan
- Kontrol demam dan gejala lain
Ikuti anjuran dokter dan selesaikan pengobatan agar tidak kambuh dan mencegah resistensi.
Malaria adalah infeksi serius akibat parasit Plasmodium yang disebarkan nyamuk Anopheles. Mengenali gejala, memahami cara penularan, dan melakukan pencegahan adalah kunci untuk melindungi diri. Edukasi yang dilakukan SD Muhammadiyah 22 Surabaya menjadi langkah penting dalam membangun kesadaran sejak dini. (*)
Penulis Andi Hariyadi Co Editor Adi Amar Haikal Husin Editor Wildan Nanda Rahmatullah


0 Tanggapan
Empty Comments