Search
Menu
Mode Gelap

Perkuat Peran Keluarga, CIMSA FK UM Surabaya Gelar Edukasi Seksual

Perkuat Peran Keluarga, CIMSA FK UM Surabaya Gelar Edukasi Seksual
pwmu.co -
Dr Roni Subagjo SpKJ(K) saat Membawakan Materi Pendidikan Seksual Komprehensif (Rahma Ismayanti/PWMU.CO)

PWMU.CO — Kegiatan edukatif bertajuk PARENTS (Prepared Awareness and Responsibility in Educating Children About Sex) sukses diselenggarakan oleh SCORA CIMSA (Center for Indonesian Medical Students Activities) FK Universitas Muhammadiyah Surabaya pada Sabtu (21/6/2025) di SD Muhammadiyah 8 Surabaya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab orang tua dalam memberikan pendidikan seksual yang komprehensif sesuai tahap perkembangan anak.

Menurut Ayu Rizkiya Agustina Rokhip Project Officer kegiatan, inisiasi kegiatan ini berangkat dari kebutuhan masyarakat terhadap pemahaman yang tepat terkait edukasi seksual, terutama di lingkungan keluarga.

“Kami ingin mengangkat pentingnya peran orang tua sebagai pendidik utama dalam keluarga dalam menyampaikan informasi yang akurat dan relevan tentang seksualitas,” ujar Ayu, yang juga anggota SCORA CIMSA FK UM Surabaya.

Dalam paparannya, dr Roni menekankan bahwa pendidikan seks tidak hanya soal anatomi dan fungsi organ reproduksi, tetapi juga membangun pemahaman yang sehat tentang hubungan sosial, etika, serta norma agama.

Ia mengutip pandangan WHO bahwa seksualitas adalah bagian integral dari kepribadian setiap individu dan tidak bisa dipisahkan dari aspek kehidupan lainnya. Pendidikan yang diberikan sejak dini terbukti dapat mencegah berbagai bentuk penyimpangan seksual dan pelecehan pada anak-anak.

Paparan materi juga menyentuh perspektif Islam dalam pendidikan seksual yang menekankan pentingnya rasa malu, pengenalan aurat, perbedaan jenis kelamin, serta nilai moral dan tanggung jawab. “Islam telah memberi panduan yang jelas agar pendidikan seksual dapat mengarah pada akhlak mulia,” terang dr Roni dalam presentasinya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Lebih lanjut, dr Roni juga memaparkan ciri-ciri kejahatan seksual pada anak yang kerap tidak disadari oleh orang tua, seperti anak menjadi pendiam, takut berlebihan, atau mengalami gangguan pada perilaku seksualnya.

Ia juga menekankan pentingnya mengajarkan anak tentang jenis-jenis sentuhan: sentuhan yang dibolehkan, sentuhan waspada, dan sentuhan terlarang, serta membekali anak keberanian untuk berkata tidak ketika merasa tidak nyaman.

Menurutnya, upaya ini merupakan bagian penting dari strategi preventif dalam melindungi anak dari kekerasan seksual. Selain itu, edukasi yang diberikan harus disertai dengan nilai agama dan akhlak yang kuat agar anak memahami seksualitas dalam konteks yang sehat dan bertanggung jawab.

Menurut Ayu, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman orang tua tentang pentingnya pendidikan seksual anak sejak dini, mendorong keterlibatan aktif masyarakat melalui media sosial untuk menciptakan lingkungan yang peduli pada kesehatan reproduksi, serta mengasah kapasitas panitia dalam merancang dan menjalankan program edukatif dengan keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan kerja sama tim yang lebih baik.

Penulis Rahma Ismayanti Editor Zahra Putri Pratiwig

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments