Search
Menu
Mode Gelap

Pesona Kotagede dalam Lensa Mahasiswa Internasional

Pesona Kotagede dalam Lensa Mahasiswa Internasional
pwmu.co -

PWMU.CO-Suasana Plataran Masjid Gede Mataram, Kotagede, pada Rabu (6/8/2025) tampak berbeda dari biasanya. Area bersejarah yang pernah menjadi pusat Kerajaan Mataram itu menjadi panggung bagi 25 mahasiswa lintas negara untuk memamerkan karya foto dokumenter bertema “Heritage Charm from Multicultural Lens.”

Pameran ini merupakan penutup rangkaian Program Summer Course 2025 yang diselenggarakan International Program of Communication Studies (IPCOS) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Selain menjadi media pembelajaran lintas budaya, kegiatan ini juga bertujuan mengangkat pesona warisan sejarah Kotagede melalui lensa fotografi dokumenter.

Pameran berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 16.00 WIB, menampilkan 40 karya foto dokumenter yang dibagi ke dalam lima tema unik, yaitu kuliner, jamu, pakaian adat, arsitektur, dan kerajinan perak.

Seluruh karya dihasilkan dari eksplorasi lapangan selama sembilan hari oleh mahasiswa yang berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Kotagede dipilih sebagai lokasi utama eksplorasi karena memiliki nilai sejarah yang tinggi. Selain pernah menjadi pusat pemerintahan Mataram Islam, kawasan ini juga dikenal sebagai salah satu titik penting perkembangan Muhammadiyah.

“Kotagede adalah warisan sejarah yang hidup. Pesona budaya, arsitektur, dan keramahan warganya menjadi sumber inspirasi bagi peserta untuk bercerita melalui foto,” ujar Muria Endah Sokowati, Sekretaris IPCOS UMY.

Program ini melibatkan enam universitas, yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, University of Malaya, Universiti Sains Islam Malaysia, International Islamic University Malaysia, University of the Philippines, dan Ateneo de Manila University.

Sejak Senin (28/7/2025), peserta mengikuti pembelajaran di Laboratorium Ilmu Komunikasi Gedung D UMY sebelum melakukan observasi lapangan di Kotagede.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Mereka didampingi dosen dan praktisi berpengalaman, di antaranya Zuhdan Aziz, Dhimas Aryo, Fajar Junaedi, Erwan Sudiwijaya, Nanang Widiyatmoko, Senja Yustitia, Aryo Yudanto, serta fasilitator lokal dan mahasiswa pendamping UMY.

Dengan metode visual storytelling, peserta didorong untuk memahami budaya lokal melalui observasi, wawancara, dan pendokumentasian berbasis tema.

“Setiap foto yang dipamerkan memiliki kisahnya sendiri, hasil interaksi langsung dengan warga Kotagede,” tambah Muria.

Bagi peserta, program ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Tan Pie Jie, mahasiswa dari University of Malaya, mengaku senang bisa terlibat.

“Program summer course di kelas internasional Ilmu Komunikasi UMY sangat menyenangkan. Kami diajak riset ke lapangan, bertemu warga lokal, dan mendapatkan materi dari dosen UMY. Hasilnya adalah foto-foto yang kini dipamerkan,” ujarnya.

Pameran foto ini terbuka untuk umum dan gratis, menjadi jendela bagi masyarakat untuk melihat kembali kekayaan sejarah Kotagede dari perspektif multikultural. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments