Search
Menu
Mode Gelap

Piet Khaidir: Aktivis Islam Tidak Boleh Terperangkap pada Kepentingan Kekuasaan Semata

Piet Khaidir: Aktivis Islam Tidak Boleh Terperangkap pada Kepentingan Kekuasaan Semata
Dr. Piet Khaidir, S.Ag., M.A. saat menyampaikan materi di DAMNAS IMM Malang Raya. (PDD DAMNAS Malang/PWMU.CO)
pwmu.co -

Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat  (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Periode 2001-2003, Dr. Piet Hizbullah Khaidir, S.Ag., M.A., menegaskan bahwa aktivis Islam dituntut untuk tidak terperangkap pada kepentingan kekuasaan semata.

Hal ini ungkapkan pada Darul Arqam Madya Nasional (DAMNAS) Pimpinan Cabang (PC) IMM Malang Raya pada Ahad (21/12/2025) di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE) Arjosari, Kota Malang.

Kegiatan perkaderan madya yang mengusung tema Dialektika Manusia dan Teknologi di Era Society 5.0 ini diikuti oleh puluhan peserta yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Dalam paparan tentang perkembangan pemikiran dan gerakan Islam tersebut, ia menjelaskan bahwa di dalam dinamika sejarah, gerakan pemikiran selalu menjadi motor penggerak perubahan sosial.

“Aktivis Islam dituntut untuk tidak terperangkap pada kepentingan kekuasaan semata, melainkan hadir sebagai pelopor nilai keadilan, kemanusiaan, dan ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Ia kemudian merangkum bahwa gerakan Islam modern memiliki tiga hal pokok yang harus dilakukan. Pertama ialah independensi aktivis, menurutnya aktivis harus bebas dari jebakan pragmatisme politik dan kepentingan sesaat.

“Lalu orientasi ilmiah dan spiritual. Pemikiran Islam Berkemajuan lahir dari penggabungan antara kedalaman spiritual dan keluasan ilmu pengetahuan,” terangnya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Dan terakhir adalah gerakan sosial yang membebaskan. Ia menekankan bahwa Islam hadir sebagai rahmatan lil `alamin, sehingga gerakan Islam harus membela kaum lemah, memperjuangkan keadilan, dan menolak segala bentuk penindasan.

“Dengan demikian, perkembangan pemikiran Islam tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi harus diwujudkan dalam gerakan nyata yang membangun masyarakat berperadaban,” tutupnya.

Melalui penyampaian materi ini, diharapkan peserta DAMNAS dapat melakukan transformasi dari nilai profetik dan ideologi IMM untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga kontribusi Muhammadiyah dalam pembaharuan gerakan Islam dapat senantiasa terjaga dan semakin progresif.(*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments