Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik kembali menunjukkan kepedulian sosial melalui gerakan kemanusiaan yang diinisiasi dari lingkungan sekolah. Melalui program bertajuk Buwuh Kemanusiaan, Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) Smamsatu berhasil menggalang dana signifikan untuk membantu korban bencana di Sumatra.
Penyerahan donasi dilakukan secara simbolis kepada Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Kabupaten Gresik. Acara yang berlangsung sederhana namun sarat makna ini menjadi penutup rangkaian aksi penguatan kepekaan sosial bagi para siswa.
Makna “Buwuh” yang Diperluas
Dalam tradisi Jawa, “buwuh” merujuk pada pemberian uang atau sumbangan saat hajatan. PR IPM Smamsatu mengangkat istilah ini menjadi gerakan berbagi yang lebih luas. Pembina IPM Smamsatu, Wiwid Dwi Wahyu, S.Hum., M.Pd., menjelaskan bahwa program ini bertujuan menanamkan empati dan mengalihfungsikan budaya sosial tersebut menjadi aksi kemanusiaan.
“Kami ingin para siswa memahami bahwa ‘buwuh’ adalah instrumen berbagi. Jika biasanya untuk kegembiraan, kali ini energinya kita alihkan untuk mengurangi kesedihan,” ujarnya.
Dana yang terkumpul berasal dari gotong royong seluruh elemen sekolah—siswa, guru, dan tenaga kependidikan—dengan partisipasi aktif pelajar sebagai inti gerakan.
Distribusi Melalui Lazismu Gresik
Untuk memastikan akuntabilitas dan efektivitas penyaluran, IPM Smamsatu menggandeng Lazismu Gresik sebagai mitra distribusi. Husni, perwakilan Lazismu Gresik, mengapresiasi langkah tersebut.
“IPM Smamsatu menunjukkan bahwa pelajar bukan sekadar objek pendidikan, tetapi subjek perubahan. Keterlibatan mereka sangat vital, apalagi dengan memilih jalur penyaluran yang terpercaya. Ini membuktikan bahwa edukasi mereka tentang manajemen kebencanaan dan filantropi sudah matang,” kata Husni.
Total donasi yang diserahkan mencapai Rp7.382.600, melebihi ekspektasi awal. Ketua PR IPM Smamsatu, M. Zamir Labib, berharap dana tersebut dapat menjadi tambahan energi bagi para penyintas bencana di Sumatra.
“Ini bukan tentang besar kecilnya jumlah, tetapi tentang solidaritas dari Gresik yang menyeberangi lautan menuju saudara-saudara kami di Sumatra. Setiap rupiah adalah pesan bahwa mereka tidak sendirian,” ungkap Zamir, Rabu (10/12/2025).
Aksi Buwuh Kemanusiaan ini menjadi cerminan bahwa pendidikan karakter tidak hanya diajarkan dalam kelas, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata—mengubah kebiasaan lokal menjadi gerakan empati berskala nasional. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments