Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1, Surabaya kedatangan tamu istimewa dari Australia Utara, Selasa siang (4/11/2025). Dia adalah Dr. Nathan Franklin, Associate Vice-Chancellor Indonesia, Global and External Relations dari Charles Darwin University (CDU), sekaligus dosen Indonesian Studies di universitas tersebut.
Kedatangannya ke Indonesia kali ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan akademik ke sejumlah kampus di berbagai kota, termasuk Surabaya. Di tengah padatnya agenda administratif, naluri akademik Nathan mendorongnya untuk kembali menelusuri dinamika gerakan Islam di Indonesia.
Karena itu, ia menyempatkan diri berkunjung ke kantor PWM Jatim, sekaligus bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di Lamongan yang pernah dikenalnya saat melakukan penelitian beberapa tahun silam.
Kunjungan yang bersifat tidak terjadwal ini diterima dengan hangat oleh Kepala Kantor PWM Jatim, Musodik, S.Pd., di ruang perpustakaan. Percakapan santai segera mengalir membahas isu-isu sosial-keagamaan di Indonesia.
Tak lama kemudian hadir Dr. Moh. Mudzakkir, Wakil Sekretaris PWM Jatim, yang turut berdialog dengan Nathan mengenai dinamika gerakan Islam kontemporer. Suasana perbincangan berlangsung akrab dan penuh kehangatan.
Teliti Islam dan Politik di Lamongan
Dalam perbincangan itu, Dr. Nathan menceritakan riset doktoralnya berjudul “Reproducing Political Islam in Java: The Role of Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah Pesantren in the Political Socialisation of the Umat,” yang diselesaikannya di Charles Darwin University pada Mei 2014.
Penelitiannya mengambil lokasi di dua pesantren di Lamongan, masing-masing mewakili dua tradisi besar Islam Indonesia: Pesantren Sunan Drajat dari lingkungan NU dan Pesantren Karangasem dari Muhammadiyah.
Menggunakan teori Pierre Bourdieu tentang habitus, field, dan modal simbolik, Nathan menganalisis bagaimana lembaga pendidikan Islam berperan membentuk kesadaran sosial dan politik umat.
“Saya melihat bagaimana nilai-nilai keislaman di pesantren itu tidak hanya melahirkan kesalehan individual, tetapi juga membentuk kesadaran sosial yang kuat,” tutur Nathan.
Dia juga menambahkan bahwa baik NU maupun Muhammadiyah di Lamongan sama-sama berperan aktif dalam reproduksi identitas keagamaan dan orientasi politik masyarakat.

“Saya sangat kagum dengan perkembangan Muhammadiyah yang begitu pesat di Lamongan dan sekitarnya,” ujarnya.
Saat diskusi berlanjut di ruang pimpinan, hadir pula Prof. Dr. Biyanto, M.Ag., Sekretaris PWM Jatim sekaligus putra asli Lamongan. Suasana perbincangan semakin cair ketika Nathan mengenang masa-masa penelitian doktoralnya lebih dari sepuluh tahun lalu serta kunjungannya ke sejumlah tokoh pesantren, Muhammadiyah, dan NU di Lamongan.
Biyanto menyampaikan apresiasi atas ketertarikan Nathan terhadap Islam Indonesia dan kontribusinya dalam pengembangan studi Asia Tenggara di Australia.
“Kami sangat senang mendengar ada akademisi luar negeri yang meneliti Muhammadiyah dengan pendekatan yang mendalam dan berimbang. Ini menunjukkan bahwa Islam Indonesia—khususnya Muhammadiyah dan NU—telah menjadi rujukan penting dalam studi keislaman dunia,” ujar Guru Besa UINSA Surabaya ini.
Dia menambahkan, Muhammadiyah Jatim terbuka terhadap inisiatif kolaborasi internasional di bidang pendidikan dan penelitian.
“Kami berharap ke depan bisa menjalin kerja sama antara Muhammadiyah dan Charles Darwin University, baik dalam bentuk pertukaran dosen dan mahasiswa, riset bersama, maupun program pengabdian lintas negara,” ungkapnya.
Mudzakkir turut memperkuat gagasan tersebut dengan menegaskan komitmen Muhammadiyah untuk terus memperluas jejaring akademik global.
“Insya Allah Muhammadiyah selalu terbuka untuk kolaborasi yang memperkuat dakwah Islam berkemajuan dan keunggulan pendidikan tinggi,” ujarnya.
Jalin Peluang Kolaborasi Akademik
Kunjungan singkat Dr. Nathan Franklin ke kantor PWM Jatim meninggalkan kesan mendalam. Selain menjadi ruang dialog lintas budaya dan keilmuan, pertemuan tersebut juga membuka peluang kerja sama akademik antara Charles Darwin University dan Muhammadiyah Jawa Timur, baik di tingkat pendidikan menengah maupun tinggi.
Dengan semangat persahabatan dan keilmuan, kedua pihak berharap jalinan komunikasi ini dapat memperkuat peran Muhammadiyah dalam membangun jejaring pendidikan Islam yang inklusif, terbuka, dan berdaya saing global. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments