Halaman Masjid Al-Huda Balongpanggang dipenuhi jamaah dalam kegiatan Pengajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Balongpanggang, Ahad (19/10/2025).
Pengajian kali ini menghadirkan Drs. Mahfud Asrofi M.Si, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik, sebagai pemateri.
Dalam kajiannya, Mahfud Asrofi menyampaikan pandangan Ibnul Qayyim tentang hakikat nikmat dan rahmat Allah.
Menurutnya, nikmat adalah pemberian Allah yang menjadi kebutuhan makhluk sampai akhir hayatnya.
“Segala kebutuhan hidup manusia selalu dipenuhi oleh Allah. Namun rahmat, itu berbeda. Rahmat Allah hanya diberikan kepada manusia yang mau berusaha mendapatkannya,” tuturnya.
Rahmat Butuh Usaha
Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan, rahmat bukanlah sesuatu yang otomatis datang kepada setiap manusia.
“Rahmat itu memberikan kesadaran kepada manusia. Bagaimana pentingnya mengikuti aturan-aturan Allah, menjalani perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya,” ungkapnya.
Karena itu, kata Mahfud, rahmat perlu diperjuangkan.
“Contohnya, nikmat itu sehat. Tapi rahmat itu adalah kemudahan kita menggunakan kesehatan itu untuk menaati perintah dan menjauhi larangan Allah,” ujarnya memberi perumpamaan.
Melangkah Menuju Ilmu
Mahfud juga menegaskan pentingnya melangkahkan kaki menuju majelis ilmu.
“Allah memerintahkan kita untuk memahami ilmu. Maka setiap langkah menuju tempat ilmu adalah bagian dari menjalankan perintah Allah,” jelasnya.
Untuk memperkuat pesan tersebut, Mahfud mengutip hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«إِنَّ اللَّهَ لَيَضْمَنُ لِمَنْ خَرَجَ فِي سَبِيلِهِ، لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا جِهَادًا فِي سَبِيلِي، وَإِيمَانًا بِي وَتَصْدِيقًا بِرُسُلِي، أَنَّهُ إِمَّا أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، وَإِمَّا رَدَّهُ إِلَى مَسْكَنِهِ الَّذِي خَرَجَ مِنْهُ مَعَ مَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ» (رواه البخاري ومسلم)
“Sesungguhnya Allah menjamin bagi orang yang keluar di jalan-Nya, tidaklah ia keluar kecuali untuk berjihad di jalan-Ku, beriman kepada-Ku, dan membenarkan para rasul-Ku, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, atau mengembalikannya ke tempat tinggalnya dengan memperoleh pahala atau ghanimah.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Makna Jihad yang Luas
Dalam kesempatan itu, Mahfud juga menjelaskan makna jihad secara lebih luas.
“Jihad itu bukan hanya perang. Bekerja, belajar, mengajar, dan berbagai macam perilaku kita bisa bermakna jihad kalau kita tahu kuncinya,” ujarnya.
Menurut Mahfud, kunci jihad ada dua.
Pertama, thariqah sholihah—cara yang benar dan kuat.
“Sholih bisa berarti benar, kokoh, dan memiliki landasan yang tepat. Maka setiap perjuangan harus ditempuh dengan cara yang benar,” terangnya.
Kedua, jihad harus diiringi dengan penjagaan terhadap hak dan tanggung jawab.
“Artinya, seseorang harus menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Itulah bentuk jihad yang sejati,” tandasnya. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments