Search
Menu
Mode Gelap

Resensi Buku: Mengulik Sejarah Perlawanan Diponegoro Melawan Ketidakadilan

Resensi Buku: Mengulik Sejarah Perlawanan Diponegoro Melawan Ketidakadilan
Oleh : Firnas Muttaqin Penulis lepas dan kontributor di pasmu.id
pwmu.co -

Buku “Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa” karya sejarawan terkemuka Peter Carey hadir sebagai karya monumental yang membentang dalam tiga jilid dengan ketebalan mencapai seribu halaman.

Oleh penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), edisi perdana (Februari 2025) ini mengajak pembaca menelusuri jejak sejarah Jawa pada masa pergolakan, ketika ramalan, politik, dan spiritualitas berpadu membentuk arah perubahan besar.

Carey tidak hanya menyingkap kisah hidup Pangeran Diponegoro. Ia juga menggambarkan bagaimana kekuatan wangsit dan ramalan membentuk imajinasi kolektif serta menentukan akhir dari tatanan lama di tanah Jawa.

Siapa Peter Carey

Peter Carey merupakan sejarawan asal Inggris. Buku-buku karya Carey ini pun sangat berpengaruh dalam penulisan sejarah di Indonesia. Tidak mengherankan jika sebagian bukunya diplagiat oleh sejumlah pihak, termasuk buku “Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa” ini.

Alumni Trinity College, University of Oxford pada 1969 ini, kemudian mengambil program master di Bidang Kajian Asia Tenggara di Cornell University pada 1969-1970. Pada saat itulah, secara khusus Peter tertarik tentang Indonesia dan Perang Jawa.

Pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia pada tahun 1970. Selama tiga tahun di Indonesia, ia mengumpulkan banyak data yang tersimpan di Arsip Nasional dan skriptorium naskah Jawa.

Buku ini terbit dalam tiga jilid dengan total lebih dari 1.000 halaman. Jilid pertama dan kedua berisi uraian sejarah, sedangkan jilid ketiga berisi lampiran dan daftar pustaka.

Hal ini menunjukkan keseriusan riset Carey. Awalnya, naskah ini adalah disertasi Carey pada 1975, namun kemudian ditulis ulang dan diperluas.

Perang Jawa

Buku Kuasa Ramalan ini menggambarkan Perang Jawa (1825–1830) Pangeran Diponegoro sebagai pemimpinnya. Perang Diponegoro atau Perang Jawa merupakan perang terbesar sebelum abad ke-20 melawan kolonialisme Belanda.

Perang Jawa ini telah merenggut nyawa sekitar 200.000 rakyat Jawa dan 15.000 tentara Belanda serta pasukan bayarannya. Kerugian finansial yang ditanggung Belanda mencapai 20 juta gulden — atau setara Rp1,8 triliun saat ini.

Perang Jawa lebih dari sekadar konflik militer. Perang ini lahir karena terjadinya penindasan ekonomi, kecerobohan pemerintah kolonial, serta pelanggaran tanah dan kehormatan keluarga Diponegoro.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Salah satu pemicu utamanya adalah pemasangan patok jalan oleh Residen Yogyakarta, Smissaert, yang melintasi tanah leluhur Diponegoro tanpa izin.

Melalui buku ini, Carey memperlihatkan bagaimana dimensi spiritual Diponegoro. Berdasar hasil risetnya, Carey menemukan data bahwa Pangeran Diponegoro adalah pribadi yang sering melakukan tirakat, perjalanan sunyi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dalam salah satu tirakat di Jejeran, Diponegoro diyakini mendapat “ramalan” dari Sunan Kalijaga bahwa ia kelak akan menjadi Ratu Adil, pemimpin yang dinanti rakyat Jawa.

Ramalan inilah yang kemudian menjadi simbol perlawanan.

Ada satu hal yang penting digarisbawahi dari buku ini, Carey menunjukkan bahwa Perang Jawa menjadi titik balik sejarah Indonesia.

Kekalahan Belanda membuat mereka menerapkan tanam paksa, yang kemudian memicu penderitaan rakyat, lahirnya politik etis, hingga terbukanya jalan menuju gerakan kebangsaan dan kemerdekaan.

Buku sejarah ini mengingatkan kita bahwa perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan bukanlah hal baru di Tanah Nusantara ini. Maka tidaklah berlebihan bila disebutkan bahwa perjuangan Diponegoro melalu Perang Jawa, resonansinya tetap nyaring terdengar hingga ke abad 21 ini.

Siapa pun yang mencintai dan peduli pada sejarah Indonesia, buku ini sangat komprehensif untuk menjadi literatur utama dalam menambah pengetahuan atau wawasan tentang dinamika sejarah di Tanah Air di masa lalu. Buku ini sangat bermanfaat untuk meneguhkan kesadaran bahwa perjuangan kemerdekaan memiliki akar panjang dalam penderitaan dan harapan rakyat.***

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments