Search
Menu
Mode Gelap

Ruang Aman Tak Lahir dari Diam: Sekum PW IPM Jatim Ajak Kita Mulai Mendengar

Ruang Aman Tak Lahir dari Diam: Sekum PW IPM Jatim Ajak Kita Mulai Mendengar
pwmu.co -
Liset Ayuni memberikan sambutan dalam agenda Ruang Aman Literasi yang diselenggarakan oleh IPM Kabupaten Sumenep, Ahad (15/6/2025). (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO-Di tengah dinamika pelajar hari ini, keberanian untuk berpihak seringkali tak lahir dari forum-forum besar melainkan dari kesediaan kita mendengar tanpa menghakimi.

Hal inilah yang ditegaskan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (Sekum PW IPM) Jawa Timur, Liset Ayuni, dalam agenda Ruang Aman Literasi yang diselenggarakan oleh IPM Kabupaten Sumenep, Ahad (15/6/2025)

Bertempat di Caffe Tanean, kegiatan ini menjadi ruang perjumpaan hangat sekaligus strategis bagi pelajar se-kabupaten Sumenep dalam menyuarakan pentingnya ruang aman. Ruang yang tidak hanya nyaman secara fisik, tapi juga adil secara emosional dan sosial.

Dalam sambutannya, Liset menyampaikan bahwa agenda seperti ini bukan sekadar pelaksanaan program kerja, tapi bentuk keberanian kolektif untuk menghadirkan nilai bahwa setiap pelajar berhak merasa aman, didengar, dan dilindungi.

“Ruang aman hari ini tidak hanya tentang menyelesaikan program kerja. Tapi juga tentang keberanian untuk berpihak pada korban, dan keadilan dalam menyikapi kekerasan berbasis gender,” tegasnya.

Ia juga mengajak pelajar untuk memulai dari langkah-langkah sederhana namun bermakna dengan tidak lagi menjadikan pelecehan sebagai bahan candaan yg seksis, tidak membela pelaku hanya karena rasa kedekatan, dan tidak menuntut korban untuk diam demi menjaga nama baik siapa pun.

“Terkadang yang dibutuhkan korban bukan solusi, tapi keberanian kita untuk duduk bersama mereka, mendengar, dan hadir secara utuh,” tambah Liset.

Liset menekankan bahwa ruang aman tidak selalu muncul dari sistem yang mapan. Justru, ruang seperti Caffe Tanean, yang sederhana dan terbuka, dapat menjadi tempat tumbuhnya keberanian, saling mendengar, dan solidaritas di antara pelajar.

Iklan Landscape UM SURABAYA

PW IPM Jawa Timur melalui agenda ini juga menegaskan bahwa memperjuangkan ruang aman bukan berarti menentang budaya yang telah ada.

Sebaliknya, ini adalah upaya untuk memperkuat nilai-nilai budaya yang luhur termasuk budaya Madura yang menjunjung tinggi martabat dan harga diri. Karena tak ada budaya yang seharusnya membenarkan kekerasan, perundungan, atau pembungkaman suara korban.

Agenda Ruang Aman Literasi ini diharapkan menjadi pemantik kesadaran kolektif. Bahwa ruang aman bukan sekadar diskusi atau jargon organisasi, melainkan komitmen nyata yang harus dihidupi bersama.

Dan seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Umum PW IPM Jatim, semua itu bisa dimulai dari satu hal paling sederhana namun sering kita lupakan yaitu ‘mendengar’. (*)

Penulis Almasy Tsalisa Haiba Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments