Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur tampak ramai pada Jumat pagi (19/12/2025). Tak lain, hal tersebut lantaran kedatangan 56 santri Pondok Pesantren Karangasem dalam agenda Kunjungan Jurnalistik ke Majalah Matan.
Dalam kunjungan jurnalistik tersebut, para santri yang terdiri dari 21 santri putra dan 35 santri putri menerima sambutan dari Pemimpin Redaksi Majalah Matan, Ainur Rofiq Sophiaan. Tidak sendirian, ia turut didampingi oleh Wartawan Matan, Habib Muzaki, serta Fotografer Edo.
Dalam sambutan pembukaan, Pak Ainur, sapaan akrabnya, mengucapkan selamat datang kepada para Jurnalis muda dari Ponpes Karangasem. Tak lupa, Mantan Wartawan Jakarta Post itu turut mengenalkan sejarah Matan kepada para santri.
Peristiwa dan Sudut Pandang
Habib Muzaki, dalam pemaparan perihal teknik penulisan berita, menyampaikan bahwa terdapat beberapa langkah penting dalam menulis berita.
Pertama, yaitu kenali media dan pembaca. “Setiap media punya gaya bahasa dan tujuan yang berbeda” terang Zaki. Dengan mengenali pembaca, lanjutnya, wartawan bisa menyesuaikan pilihan peristiwa, sudut pandang, hingga gaya bahasa yang relavan.
Kedua, menentukan peristiwa dan sudut pandang.
“Bisa diibaratkan, peristiwa itu keseluruhan cerita. Sedangkan sudut pandang adalah kamera yang memotret bagian tertentu dari cerita itu” tuturnya.
Ketiga, adalah menggali 5W+1H. Menurut Zaki, 5W+1H adalah komponen penting dalam berita yang menjawab semua hal utama tentang peristiwa.
Keempat, yang tidak kalah pentingnya, adalah menentukan narasumber. “Berdasarkan 5W+1H, wartawan menentukan narasumber yang tepat. Yaitu orang yang mengetahui, mengalami, maupun berperan atas peristiwa” tegasnya.
Kelima, tambah Zaki, yaitu menyiapkan pertanyaan. “Jawaban narasumber menjadi bahan utama berita. Data-data serta informasi lain juga diperlukan, tidak harus menggantungkan pada wawancara saja” ujar Zaki.
Pilah Fakta Relevan
Setelah mendapatkan hasil wawancara dan pengumpulan informasi, tips keenam dari Zaki adalah wartawan harus memilih fakta-fakta yang paling relevan dengan peristiwa dan sudut pandang yang telah ditentukan.
“Tidak semua hasil wawancara dan informasi harus dimasukkan; yang dipilih adalah fakta yang penting” katanya.
Adapun tips ketujuh, adalah menyusun berita secara jelas dan runtut. “Penulisan harus jelas, tidak bertele-tele, sistematis dan tetap fokus pada peristiwa” tambahnya.
Kemudian kunci menulis berita yang terakhir, adalah memeriksa kembali fakta dan kejelasan isi. Hal ini, menurut Zaki, penting guna menghindari kesalahan dan menjaga kepercayaan pembaca terhadap berita.
Setelah menuntaskan kunjungan ke Matan, para santri melanjutkan perjalanan ke Tugu Pahlawan dan Jalan Tunjungan.


0 Tanggapan
Empty Comments