Search
Menu
Mode Gelap

Semarak Pengajian Ahad Pagi Ala Smuhero

Semarak Pengajian Ahad Pagi Ala Smuhero
Taufiqur Rohman mengisi pengajian Ahad pagi di rumah guru SMK Muhammadiyah 6 Rogojampi di Srono (Ghulam Bana/PWMU.CO)
pwmu.co -

Semarak Pengajian Ahad Pagi ala SMK Muhammadiyah 6 Rogojampi (Smuhero) berlangsung di rumah Ida Laili Kecamatan Srono, Ahad (19/10/2025).

Pagi itu cuaca sangat cerah. Para guru dan tenaga kependidikan (GTK) Smuhero mengikuti pengajian dengan semangat. Wajah-wajah mereka terlihat ceria. Nampak Kepala Smuhero, Fahima Solatin MPd duduk berada di tengah-tengah para GTK tersebut.

Dalam pengajian kali ini menghadirkan penceramah, Ketua Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Taufiqur Rohman MPdI.

Tepat pukul 8.00 WIb pengajian dimulai. Dibuka oleh master of ceremony (MC), Syaifudin Guru Pendidikan Agama Islam. Dalam pembukaan itu ia menyampaikan tujuan pertemuan ini.

“Selain pengajian, dari pertemuan ini diharapkan dapat mempererat tali silaturahim antar GTK Smuhero,” ujarnya.

The Slow Death of Reading

Setelah itu dilanjutkan dengan ceramah pengajian yang mengusung tema the slow death of reading (kematian perlahan dalam hal membaca). Taufiqur Rohman menyampaikan pengantar pengajian.

“Bapak dan ibu, pada bulan ini banyak di antara kita yang memperingati Bulan Bahasa, namun pertanyaannya, sudah sejauh mana bacaan kita?” tanya ustadz asal Pandan itu.

Menurutnya ada satu hal yang harus disikapi dengan serius oleh orang tua terhadap anak-anaknya, seperti generasi alpha. Meskipun mereka terlahir melek teknologi, namun gejala the slow death of reading menerpa mereka.

Untuk itu, kata ustadz alumnus Pascasarjana Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya itu, maka penting sekali bagi para orang tua apalagi guru untuk membangun budaya baca. Sambil ia membacakan ayat al-Quran dalam Surat al-Alaq 1-5.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Ia menjelaskan biasanya kelima ayat tersebut selalu dibaca saat peringatan Nuzulul Quran. Sayangnya, tidak dipahami subtansi ayatnya. Pemahaman hanya berhenti sebatas sisi historisnya sebagai ayat pertama yang diturunkan di bumi.

“Hendaknya umat Islam melakukan deep learning dalam memahami konteks ayat ini,” ujarnya.

Karena perintah yang terkandung dalamnya adalah perintah membaca dengan mendalam.

Di akhir ceramah Taufiqur Rohman mengajak jamaah pengajian untuk mengatasi slow death of reading dengan budaya baca yang dimulai dari diri sendiri, membuat pojok baca di rumah, dan selalu mempunyai waktu untuk membaca al-Quran.

“Dan jangan lupa bapak dan ibu untuk selalu produktif membuat tulisan-tulisan yang inspiratif,” pesannya.

Pengajian diakhiri dengan beramah-tamah sambil menyantap nasi pecel rawon khas Srono. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments