
PWMU.CO – Menjelang berakhirnya tahun ajaran 2024–2025, ada pemandangan unik di SD Muhammadiyah 1 & 2 Taman (SD Mumtaz), Sidoarjo. Tidak hanya para siswa, seluruh guru dan karyawan sekolah juga menerima rapor hasil belajar mengaji sebagai bentuk evaluasi program Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
Kegiatan pembagian rapor mengaji ini berlangsung pada Sabtu (21/6/2025), bertepatan dengan penutupan tahun pelajaran. Ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan program yang kini telah menjadi tradisi dan bagian dari upaya sekolah dalam membentuk tenaga pendidik yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kompeten dalam membaca dan memahami al Quran.
Tradisi Mengaji yang Terus Diperkuat
Kepala SD Muhammadiyah 2 Taman, Fatchul Mubarok SThI MPd menjelaskan bahwa kegiatan mengaji bagi guru dan karyawan telah lama berjalan.
“Program ini sudah ada sejak lama, baik yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen PCM Taman maupun oleh sekolah. Bahkan saat pandemi, kegiatan belajar al Quran justru makin intens. Sejak empat tahun terakhir, dengan dibentuknya Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), program ini menjadi lebih serius dan terstruktur,” ujarnya.
Kini, program ini dikenal dengan nama Mumtaz Mengaji dan dikelola langsung oleh tim AIK SD Mumtaz.
Metode Tajdid

Menurut Kepala Urusan AIK SD Mumtaz, Rachmawati, S.Pd., program ini memiliki sistem yang terstruktur. Sebelum memulai pembelajaran, setiap guru dan karyawan diuji terlebih dahulu kemampuan membacanya, kemudian dikelompokkan berdasarkan level masing-masing.
“Proses pembelajaran dilakukan setiap hari Senin dan Selasa, dengan pembimbing dari guru-guru BTQ SD Mumtaz,” jelasnya.
Program ini menggunakan Metode Tajdīd, yaitu metode membaca Al-Qur’an yang menekankan pemahaman makhraj, tajwid, dan irama secara bertahap. Metode ini juga diterapkan kepada siswa, sehingga pengalaman belajar antara guru dan murid menjadi sejalan.
Adapun jenjang kemampuan mengaji dibagi menjadi empat level: Tilawah A, Tilawah B, Tajwid, dan al Quran (lanjutan tertinggi)
Penilaian Berdasarkan 5 Indikator
Koordinator Guru BTQ, Nida Bilqis Darajat SSos menjelaskan bahwa rapor mengaji memuat beberapa indikator penilaian, yaitu:
- Fasohah: pelafalan huruf hijaiyah sesuai makhraj dan harakat
- Tadarrus: kelancaran membaca ayat
- Tajwid: penguasaan hukum bacaan (ghunnah, mad, idgham, makhorijul huruf, dsb)
- Irama: kemampuan membaca dengan tartil dan nada hijaz
- Adab: kemampuan membaca dengan satu napas dan sikap selama belajar
Rapor juga mencantumkan total jam tatap muka, yakni 32 jam pada semester 1 dan 16 jam pada semester 2, serta presentase kehadiran masing-masing peserta. Pemberian rapor ini, menurut Rachmawati, menjadi bentuk komitmen sekolah Islam yang tidak hanya mendidik siswa, tetapi juga memastikan seluruh tenaga pendidik mampu menjadi teladan.
“Bagaimana bisa menjadi contoh kalau membaca al Quran saja belum fasih? Di SD Mumtaz, kemampuan ini adalah standar minimal yang harus dipenuhi setiap guru dan karyawan,” tegasnya.
Program Mumtaz Mengaji adalah bagian dari upaya menjadikan guru dan karyawan sebagai role model dalam pembiasaan ibadah dan karakter Islami di sekolah. (*)
Penulis Eli Mahmudah Editor Amanat Solikah


0 Tanggapan
Empty Comments