Bertepatan dengan peringatan rentetan peristiwa kelam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang kerap disebut sebagai “September Hitam”, Koordinator Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Institut Turatea Indonesia (INTI) menggelar aksi simbolis bertajuk “Panggung Bebas” pada Selasa (30/9/2025).
Aksi ini berlangsung pada pukul 19.00 WITA di depan Kepolisian Resor (Polres) Jeneponto dan dihadiri langsung oleh Sekretaris Umum serta Kabid Hikmah Pimpinan Cabang IMM Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Turut hadir pula para anggota komisariat IMM dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Komisariat Pendidikan Guru Sekolah Dasar, serta Komisariat IMM Institut Agama Islam (IAI) Al-Amanah.
Aksi Panggung Bebas ini secara khusus didedikasikan sebagai bentuk refleksi sekaligus seruan keadilan bagi para korban berbagai tragedi pelanggaran HAM di masa lalu. Selain itu, aksi ini juga menyoroti isu-isu keadilan dan penegakan hukum yang hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah di tingkat lokal maupun nasional.
Kegiatan tersebut mendapat apresiasi langsung dari jajaran struktural Pimpinan Cabang IMM Jeneponto.
Sekretaris PC IMM Jeneponto, Mardianto Salam, menyampaikan rasa bangganya atas inisiatif yang diambil oleh Koordinator Komisariat bersama seluruh Pimpinan Komisariat (Pikom) IMM se-INTI.
“Saya memberikan apresiasi tinggi kepada Korkom IMM INTI dan seluruh Pikom IMM se-INTI atas inisiatif dan keberanian mereka. Kegiatan ini adalah wujud kepedulian nyata mahasiswa terhadap rentetan kejadian yang menimpa bangsa Indonesia di beberapa bulan terakhir,” ujar Mardianto Salam.
Mardianto menambahkan bahwa komitmen IMM terhadap isu kemanusiaan dan kebangsaan harus terus dipertahankan.
“Ini bukan sekadar aksi seremonial. Ini adalah cara IMM menegaskan kembali perannya sebagai kekuatan moral dan pengontrol sosial yang tidak pernah diam melihat ketidakadilan,” tutupnya.
Aksi ini diwarnai dengan berbagai penampilan simbolis, mulai dari pembacaan puisi perlawanan, orasi kritis, bakar lilin, tabur bunga, hingga doa bersama. Pemilihan lokasi di depan Polres Jeneponto menjadi penegasan bahwa tuntutan atas keadilan harus senantiasa menjadi prioritas utama lembaga penegak hukum.
IMM INTI berharap aksi ini dapat membangun kesadaran kolektif, baik di kalangan mahasiswa, masyarakat, maupun aparat negara mengenai pentingnya penghormatan terhadap HAM serta penuntasan kasus-kasus masa lalu demi terwujudnya masa depan Indonesia yang berkeadilan.
Aksi Panggung Bebas ini berlangsung dengan tertib dan damai, mendapat pengawalan langsung dari pihak kepolisian setempat. Kegiatan ditutup dengan prosesi doa bersama untuk mendoakan para pahlawan dan aktivis yang telah gugur dalam memperjuangkan Indonesia yang lebih baik dan berkeadilan.
Selain itu, momen ini juga dimanfaatkan oleh keluarga besar IMM INTI untuk mendoakan almarhum Dr. H. Ady Sumardi Anwar, S.E., M.M., Sekretaris Yayasan Pendidikan Turatea (YAPTI), yang dikenal sebagai sosok motivator inspiratif bagi mahasiswa INTI.
Secara keseluruhan, aksi ini menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya kebijakan yang bijak serta menegaskan tuntutan atas jaminan kebebasan berekspresi dan penegakan hukum yang berpihak pada kebenaran di Jeneponto. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments