Search
Menu
Mode Gelap

Session Demonstration: Cara Kreatif Smamita Latih Siswa Berpikir Kritis dan Demokratis

Session Demonstration: Cara Kreatif Smamita Latih Siswa Berpikir Kritis dan Demokratis
Suasana pembelajaran PKN dengan metode Session Demonstration di SMA Muhammadiyah 1 Taman. (Nashiiruddin/PWMU.CO)
pwmu.co -

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) di SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) kali ini berlangsung berbeda. Guru PKN Smamita, Alifia Widianti SPd, menghadirkan metode Session Demonstration yang memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa (19/8/2025).

Metode Session Demonstration diterapkan sebagai sarana melatih siswa berpikir kritis dan berani menyampaikan pendapat. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mempraktikkan langsung materi yang dipelajari, seperti simulasi sidang, musyawarah, pemilu sederhana, hingga debat kebangsaan.

Dalam praktik tersebut, siswa tidak hanya mendengarkan teori, tetapi juga terlibat aktif memainkan peran sesuai materi yang diberikan. Mereka berperan sebagai Presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Orator, Mediator, Polisi, Tim Media, dan Wartawan.

Kegiatan ini menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, kerja sama, komunikasi, serta sikap demokratis. Suasana belajar menjadi lebih hidup, siswa lebih mudah memahami konsep kewarganegaraan, sekaligus mengaitkan teori dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Alifia Widianti SPd menjelaskan bahwa metode ini bertujuan agar siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan nilai demokrasi, kerja sama, dan komunikasi secara nyata.

“Kegiatan hari ini berkaitan dengan materi Pancasila pada submateri makna-makna Pancasila. Praktik ini bertujuan merealisasikan Pancasila dalam tindakan. Meski prosesnya lebih menekankan pada implementasi sila keempat, anak-anak tetap menyesuaikan analisis kasus berdasarkan permasalahan dari sila pertama hingga sila kelima,” terangnya.

Ia menambahkan, melalui kegiatan ini siswa juga dapat memahami bahwa nilai-nilai Pancasila belum sepenuhnya terwujud di Indonesia. Masih banyak problematika dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan, keamanan, hingga ideologi yang perlu diselesaikan. Karena itu, siswa diminta untuk memberikan solusi atas permasalahan yang ada.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Alifia menguraikan beberapa hasil yang diperoleh dari praktik kali ini. Pertama, sebagai wujud deep learning atau pembelajaran mendalam, siswa tidak hanya menghafal Pancasila dan pasalnya, tetapi juga memahami secara teoritis dan filosofis makna Pancasila serta sikap seorang Pancasilais.

Kedua, sebelum praktik dilaksanakan, siswa diberi sesi tanya jawab mengenai pemahaman mereka tentang Pancasila, sebagaimana yang pernah mereka pelajari di jenjang SMP.

“Saat itu mereka hanya bisa menjawab secara normatif tanpa aspek teoritis yang jelas. Karena itu, saya menjelaskan terlebih dahulu bagaimana Pancasila dipahami secara teoritis, organis, dan filosofis sesuai kondisi bangsa Indonesia,” jelasnya.

Ketiga, siswa memperoleh banyak sudut pandang. Selama ini, generasi muda sering hanya ikut-ikutan menentang pemerintah. Namun melalui praktik ini, mereka juga diminta berperan sebagai pemerintah.

“Dalam pembelajaran kali ini, mereka belajar bagaimana membuat keputusan yang melibatkan dan membawa kebaikan bagi banyak orang tanpa merugikan pihak lain. Dari sini, mereka memahami bahwa berada di posisi pemerintahan tidaklah mudah karena harus menimbang kepentingan seluruh warga negara,” pungkas Alifia. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments