Suasana Jumat pagi (22/8/2025) di SMA Muhammadiyah 3 (Smamuga) Tulangan Sidoarjo tampak berbeda. Sejak pukul 07.00, halaman sekolah dipenuhi guru dan siswa yang berseragam bertema kemerdekaan. Mereka bersiap mengikuti jalan sehat dalam rangka Pawai Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia.
Dipimpin langsung Kepala Smamuga Hartatik SPd, didampingi jajaran wakil kepala sekolah, guru, dan karyawan, rombongan jalan sehat bergerak dari gerbang sekolah. Mereka menempuh rute jalan raya kenongo menuju Polsek Tulangan sebelum akhirnya kembali ke sekolah.
Uniknya, setiap peserta membawa satu kotak nasi. Kotak-kotak itu bukan untuk dimakan sendiri, melainkan untuk dibagikan kepada warga pejalan kaki maupun pengendara roda dua dan empat yang ditemui sepanjang perjalanan. Itulah wujud program Jumat Berkah yang dipadukan dengan semangat kemerdekaan.
“Kegiatan ini tidak sekadar pawai. Selain menampilkan semarak kemerdekaan, kami ingin siswa belajar menumbuhkan cinta tanah air sekaligus rasa peduli kepada sesama,” ujar Hartatik.
Promosi Sekolah Sekaligus Dakwah Sosial
Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi bagian dari strategi mengenalkan Smamuga lebih dekat dengan masyarakat Tulangan.
“Harapannya, warga bisa melihat langsung bahwa Smamuga bukan hanya sekolah, tapi juga hadir dengan nilai kepedulian dan dakwah sosial,” tambahnya.

Koordinator PPDSB Smamuga, Delta Surya Ni Wahyu MPd, menjelaskan pawai ini sekaligus mendukung program Penerimaan Peserta Didik dan Santri Baru (PPDSB) 2026–2027.
“Smamuga sudah membuka program inden sejak Agustus hingga Desember 2025. Kami memberikan fasilitas gratis formulir pendaftaran, bebas biaya DPP, bahkan gratis seragam olahraga,” ungkap Delta, yang didampingi rekannya, Tiara Yanis R SPd dan Imamatul Ummah MPd
Apresiasi dari Polisi
Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari jajaran Polsek Tulangan. Sejumlah personel dikerahkan untuk mengawal jalannya pawai agar tetap aman dan tertib.
Humas Polsek Tulangan, Aiptu Subandi, menyampaikan apresiasinya.
“Pawai kemerdekaan Smamuga ini berbeda dari yang lain. Ada nilai berbagi yang ditunjukkan siswa dan guru dengan membagikan nasi kotak kepada masyarakat. Itu istimewa,” ujarnya.
Menurutnya, inisiatif ini bisa menjadi teladan bagi sekolah lain.
“Kami tentu mendukung penuh dan memastikan pengamanan selama kegiatan berlangsung,” tambahnya.
Pawai kemerdekaan ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga sarana pendidikan karakter. Siswa belajar mencintai negeri, peduli terhadap sesama, dan berani tampil di tengah masyarakat.
Hartatik menutup dengan harapan, “Semoga semangat yang ditanamkan lewat pawai ini bisa melekat dalam diri anak-anak, sehingga kelak mereka menjadi generasi muda yang cinta tanah air dan peduli lingkungan sosial,” pungkasnya. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments