Search
Menu
Mode Gelap

Strategi Penguatan Program Aisyiyah

Strategi Penguatan Program Aisyiyah
pwmu.co -
Dr Mukminatus Sholihah MSi. Ini Strategi Penguatan Program Aisyiyah (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Strategi Penguatan Program Aisyiyah. Wakil Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik Dr Mukminatus Sholihah MSi memaparkan strategi dakwahh di masa pandemi Covid-19″ dalam Musyawarah Pimpinan Cabang (Musypimcab) II yang digelar Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) GKB di Cordoba Convention Hall SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio), Minggu (21/11/2021) pagi.

Bekal Gerakkan Aisyiyah

Dalam berjuang menggerakkan Aisyiyah, Bu Mien—panggilan akrabnya—menekankan harus ikhlas. Maksudnya, tidak menghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah karena dicela. “Ikhlas menunaikan kewajiban sebagai Aisyiyah yang menjalankan roda persyarikatan,” tuturnya.

Selain itu, kata Bu Mien, harus punya ilmu sesuai bidang atau posisi yang mau kita tangani. “Tentu tidak ada orang yang sempurna, menguasai semua bidang. Yang penting kita mau belajar!” tegasnya.

Yang juga penting menurutnya, jangan mengadakan alasan yang dianggap sah hanya demi menolak tugas yang diamanahkan. “Saya nggak bisa datang karena ada acara, misal. Yang tahu kan hati nurani kita. Mau datangnya ini 40 persen? 50 persen? Lalu itu menjadi argumen kita,” terangnya.

Di organisasi atau pekerjaan, lanjutnya, memang ada tipe pengkuh, yaitu tidak mau mengerjakan tugas yang tidak tertulis hitam di atas putih. “Kalau kita hanya kerja, kerja, kerja, kan sama dengan yang lain? Mana amalan kita untuk membesarkan persyarikatan?’ terangnya.

Di samping itu, dia menilai perlu membulatkan tekad untuk membela kesucian agama Islam dan menjaga persaudaraan kawan seperjuangan. Kemudian kalau sudah berkeluarga, maka harus mengerti kewajiban terhadap keluarga. “Jangan sampai memporak-porandakan keluarga kita!” imbaunya.

Selain paham sebagai ibu perlu memperhatikan pendidikan anak dan keberesan rumah tangga, kata Bu Mien, sebagai anggota masyarakat juga harus siap membangun masyarakat, bangsa, dan negara. “Bagaimana kita bisa memberikan manfaat bagi sekeliling kita!” imbuhnya.

Aisyiyah Gerakan Perempuan Berkemajuan

“Perempuan berkemajuan adalah alam pikiran dan kondisi kehidupan perempuan maju dalam segala aspek tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi baik struktural maupun kultural,” terang Bu Min.

Dalam menegaskan Aisyiyah sebagai gerakan perempuan berkemajuan, Bu Min mengingatkan pada QS An-Nahl ayat 97 dan al-Hujurat ayat 13. Yang mana, perempan memiliki derajat dan perlakuan yang sama mulianya dengan laki-laki. Tanpa diskriminasi, karena ukuran kemuliaannya iman, takwa, dan amal saleh.

“Kita berkewajiban mensyiarkan nilai-nilai Islam berkemajuan yang sejalan dengan gerakan dakwah Muhammadiyah,” ungkapnya.

Di mana, Muhammadiyah memandang Islam mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kebaikan yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah maupun ruhaniah. Islam agama berkemajuan yang kehadirannya menjadi rahmatan lil’alamin.

Tujuh Agenda Strategis ‘Aisyiyah

Selanjutnya, Bu Min menerangkan 7 agenda strategis Aisyiyah. Pertama, pengembangan gerakan keilmuan. “Diwujudkan dalam gerakan membaca, menulis, taman pustaka, dan berbagai model diskusi yang bisa jadi budaya masyarakat,” ungkapnya.

Selain itu, dia memaparkan ada gerakan tahfidz al-Quran, tahsin al-Quran, tafhim al-Quran dan bangaimana aplikasinya dalam kehidupan kita itu penting. Dia mencontohkan, “Di SD-SMP, pagi sebelum pelajaran, dimulai dengan tartil dan pemahaman ayat pendek.”

Kedua, penguatan gerakan perempuan mengaji. Yaitu menggelar kajian-kajian paham Islam dalam Muhammadiyah, kajian keperempuanan yang berkemajuan. “Saya yakin sudah menjadwalkan mengaji rutin itu di daerah, cabang, dan ranting,” ujarnya.

Ketiga, penguatan keluarga sakinah. Memperkokoh institusi keluarga sakinah sebagai basis pembinaan ketakwaan, pendidikan keluarga, dan antisipasi hadirnya dzurriyatan dli’afan (generasi yang lemah). “Kemarin kita sudah sosialisasi untuk pencegahan stunting,” ungkap dia.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Aktualisasi AUM Bidang Ekonomi

Keempat, reaktualisasi usaha praksis. “Pemberdayaan ekonomi masyarakat, pelayanan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat itu program-program yang bisa dicanangkan,” tuturnya.

Sejalan imbauan Ketua PCM GKB Muhammad Djufri BE SSos dalam pidato iftitahnya, Bu Min mendukung agar berlomba mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah selain di bidang kesehatan dan pendidikan. “Kita pengin punya amal usaha di bidang ekonomi. PDA sudah memulai dengan Ipas, PCM sudah memulai dengan Log-Mart,” ungkapnya.

Dalam kacamata marketing, lanjutnya, tidak apa jika toko itu berjejer-jejer dari satu organisasi yang sama. Konsumen bisa memilih. Dengan catatan, berbagi pasar.

“Yang terpenting, bersaing dengan sehat, saling bekerja sama. Saya selalu menekankan, semua dikelola transparan sehingga trust penitip modal bisa dilaksanakan dengan baik,” terangnya.

Kelima, peran keummatan dan kemanusiaan. “Meneguhkan, mencerahkan alam pikiran dalam praktik keberagamaan berdasarkan paham Islam dan karakter tengahan atau wasathiyah,” jelasnya.

Keenam, peran kebangsaan. Bu Min memaparkan, ada perlindungan dan pemberdayaan lansia, perlindungan kelompok difabel, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, memperkokoh solidaritas sosial, dan penguatan tim MCCC sesuai tingkatan organisasi.

Terakhir, posisi organisasi dan ideologisasi. “Bahwa ideologi Muhammadiyah dan ’Aisyiyah merupakan ideologi Islam berkemajuan yang menampilkan karakter modernis, reformis, moderat membawa misi dakwah dan tajdid pencerahan,” ungkapnya.

Strategi Penguatan Program Masa Pandemi

Terkahir, Bu Min memaparkan beberapa strategi penguatan programAisyiyah di masa pandemi Covid-19. Di antaranya, memperkuat sinergi dengan pemerintah provinsi, daerah, dan dinas terkait. Misal, sosialisasi stunting.

Dia juga menawarkan strategi menggerakkan masyarakat menghadapi wabah, seperti gerakan tetap bermasker, baksos centelan, penanaman bibit pertanian maupun perikanan untuk ketahanan pangan. “Tidak hanya keamanan pangan, tapi juga ketahanan pangan!” imbaunya.

Selain itu, ada strategi peningkatan pelatihan keterampilan anggota melalui pelatihan untuk menunjang income keluarga terdampak Covid-19. Bisa juga dengan memperkuat paham Islam dalam Muhammadiyah guna membangun  opini pandangan Islam berkemajuan tentang wabah Covid-19 dan penanggulangannya.

Kemudian, dalam menghadapi pilkada, pilwali, pilbup di 19 kabupaten/kota di jawa Timur, maka hindari sinergi program atas nama organisasi yang dibiayai bakal calon. Agar muruah  persyarikatan atau ‘Aisyyah tetap terjaga dengan baik.

Sekaligus, menjaga komitmen terhadap khittah organisasi ahwa Muhammadiyah organisasi sosial-keagamaan, bukan organisasi politik. “Kita bisa istikamah menjaga jarak dengan semua partai politik!” tegasnya. (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments