Search
Menu
Mode Gelap

Ternyata Besar Bersama-sama Itu Lebih Nikmat

pwmu.co -

Zamannya Berkolaborasi

Perlu diketahui, sekalipun panti berganti nama menjadi PEM Gondanglegi, namun anak panti dan anak yatim tetap mendapat pelayanan prima sebagaimana semestinya, bahkan jauh lebih baik dari kondisi sebelumnya. Saat ini, anak panti bertambah banyak (60 orang) dan mereka tak merasa dipinggirkan dan dimarjinalkan, karena mendapat pelayanan yang sama persis dengan santri reguler.

Minim wawasan, sinergi, kolaborasi dan berbagi di antara pengelola sekolah, pesantren dan panti asuhan yang berada dalam satu kompleks perguruan Muhammadiyah, seringkali mejadi persoalan serius yang tak kunjung selesai. Karena semua merasa paling berhak, paling benar dan yang paling memiliki. Ego sektoral seperti ini mesti dikikis dan dihilangkan. 

Kini zamannya bersinergi, berkolaborasi, dan berbagi, bukan berkompetisi. Ojek sudah lama berkolaborasi  dengan Grab dan Gojek. Penjual makanan pinggir jalan sudah mantap bersinergi dengan GoFood, GrabFood, dan HappyFresh. Tiki dan J & T berbagi keuntungan dengan pedagang online, Shoopee, Tokopedia, Bukalapak dan seterusnya. 

Lalu apa kata dunia, di kala mereka bersatu dan saling menghidupkan dan membesarkan, perguruan Muhammadiyah yang berada dalam satu kompleks masih sulit untuk bertegur sapa, duduk bersama, makan satu meja, apalagi mau bersinergi,  berkolaborasi dan berbagi. 

Hal itu terjadi karena pengelola sekolah, pesantren, dan panti asuhan Muhammadiyah terlalu sibuk dengan urusan-urusan kecil namun lupa pada persoalan besar yang dihadapi. Dalam hal ini saya teringat pada tahun 2010 silam saat mengikuti Diklat Talent Scooting selama tiga bulan di VEDC Malang. 

Iklan Landscape UM SURABAYA

Pada simulasi materi, trainer meminta peserta untuk memasukkan tumpukan batu besar, koral, kerikil, dan pasir ke dalam bejana. Peserta yang cerdas memasukkan material besar terlebih dahulu (batu) lalu diikuti material yang lebih kecil (koral, kerikil dan pasir). Dengan demikian pasti semua material akan masuk dan tertampung dalam bejana. 

Sebaliknya peserta yang tak cerdas memasukkan material yang kecil terlebih dahulu, sedangkan yang besar belakangan. Akibatnya bejana penuh dengan material kecil sedangkan material besar (batu dan koral) tak dapat masuk bejana.

Artinya apa? Dalam mengelola sekolah atau pesantren Muhammadiyah, seharusnya para kepala sekolah, mudir pesantren, wakil, guru dan karyawan, dan juga Persyarikatan mendahulukan persoalan-pesoalan besar, mimpi besar, cita-cita besar, dan tujuan besar. Bukan pada persoalan kecil dan yang remeh-temeh. 

Kita yakin bila fokus pada mimpi besar dan tujuan besar, kita lebih mudah bersatu padu ketimbang bercerai berai. Alhamdulillah kami di Gondanglegi, bisa berpadu satu antara pesantren, panti, SMP Muhammadiyah 9 dan SMK Muhamamdiyah 7 Gondanaglegi. Kami saling bersinergi, berkolaborasi, berbagi dan saling membesarkan. Ternyata besar bersama-sama itu lebih nikmat. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments