
PWMU.CO – Desa Kayu Kebek, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, menjadi lokasi kontribusi mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Adapun kegiatan itu merupakan bagian dari praktikum politik lingkungan yang terlaksana selama tiga bulan. Menariknya, pada 2 Juni lalu, terlaksana pameran inovasi dan penandatanganan kerjasama antara UMM, pihak desa, dan pemerintah Kabupaten Pasuruan.
Implementasi mahasiswa UMM tersebut fokus pada inovasi pengelolaan limbah dan penguatan ekonomi lokal. Selain itu juga memperkenalkan tiga inovasi menarik, yakni teknologi Smokeless Burn Barrel, seperti alat pembakaran sampah tanpa asap, produksi eco-enzym dari limbah apel, serta pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah.

Inovasi tersebut dirancang untuk mengurangi polusi lingkungan sekaligus menciptakan nilai tambah ekonomi bagi warga desa. Stan pameran yang menampilkan hasil karya dan inovasi mahasiswa bersama warga itu mendapat perhatian khusus dari para tamu.
Asisten II Bupati Pasuruan, Bakti Jati Permana, yang hadir mewakili Bupati, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi antara UMM dan Desa Kayu Kebek.
Menurutnya, mahasiswa UMM telah membantu pemerintah dan masyarakat desa dalam mengelola limbah menjadi produk yang bernilai ekonomi. Ini adalah langkah penting dalam mempersiapkan desa menuju desa wisata lingkungan.
Sebagai bentuk komitmen jangka panjang, dilakukan penandatanganan prasasti pendopo sebagai simbol dimulainya kerja sama berkelanjutan antara UMM dan Desa Kayu Kebek.

Pemerintah daerah menyambut baik pengembangan potensi desa melalui kolaborasi lintas sektor, khususnya dengan perguruan tinggi. “Inovasi yang dilakukan mahasiswa UMM sangat relevan dengan kebutuhan desa. Pemerintah daerah mendukung penuh upaya ini,” tambahnya.
Sementara itu, Kabiro Riset, Pengabdian, dan Kerja Sama UMM, Dr Salahudin MSi MPA menegaskan bahwa praktikum ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran, tetapi juga kontribusi nyata mahasiswa kepada masyarakat.
“Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga memberikan solusi yang aplikatif. Praktikum ini adalah langkah konkret menuju pengembangan desa wisata berbasis lingkungan,” ujarnya.
Adapun kegiatan ini merupakan bagian dari program akademik semester enam yang telah berjalan selama satu setengah bulan dan kini diakui secara resmi sebagai pengganti skripsi, setelah mendapat pengesahan. Sebagai bentuk apresiasi, piagam penghargaan diserahkan kepada para mahasiswa atas kontribusi mereka dalam pengembangan desa.(*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Zahrah Khairani Karim


0 Tanggapan
Empty Comments