
Tiga Model Pembelajaran Terbaru dan Level Pedas Soal AKM, laporan Hafshoh dan Soeci Lestari; kontributor PWMU.CO dari SD Musix Surabaya.
PWMU.CO – Praktisi pendidikan dari LPMP Jawa Timur Dr Dwi Ilham Rahardjo MPd menjelaskan implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses yang menggunakan tiga model pembelajaran dapat membentuk perilaku saintifik, sosial, dan mengembangkan rasa keingintahuan bagi siswa.
Ilham mengutarakan hal itu dalam Workshop Quranic Project Based Learning, yang digelar oleh SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya (SD Musix) di ruang Akuarium Quran lantai dua gedung SD Musix, Rabu-Kamis (29-30/12/2021). Sebanyak 27 guru mengikuti kegiatan ini.
Tiga model pembelajaran itu adalah discovery/inquiri learning, problem based learning (PBL), dan project based learning (PjBL).
Pada model pembelajaran discovery/inquiri learning, siswa menemukan/menyingkap melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
“Discovery/inquiry learning dilakukan melaui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi,” terangnya.
Dia menjelaskan, pada saat membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model discovery learnig beberapa sintak (langkah kerja) yang harus ada adalah pemberian rangsangan (stimulation), identifikasi masalah (problem statement), pengumpulan data (data collction), pengolahan data (data processing), pembuktian (verification), dan menarik simpulan (generalization).
PBL dan PjBL
“Adapun problem based learning (PBL) atau model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari siswa secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual,” jelasnya.
Biasanya, katanya, masalah-masalah yang disodorkan adalah persoalan aktual atau kekinian. Misal, terkait virus yang sedang marak: dimunculkan pertanyaan, bagaimana pendapat kalian jika saat pandemi Covid-19 ini siswa belajar tatap muka di sekolah?
Maka, Samsung dia, anak-anak akan membawa data dari rumah berdasarkan apa yang dibaca dan informasi yang diperoleh untuk disampaikan dalam forum diskusi bersama. Setiap anak diizinkan berbeda pendapanya, sehingga akan muncul perdebatan: ada yang pro dan ada pula yang kontra. Semua logis.
“Tugas guru adalah memberikan arahan hingga anak-anak akan menyimpulkan sendiri pendapat yang paling tepat,” terang pria yang menjabat Widyaiswara Ahli Madya ini.
Demikian pula, lanjutnya, terkait model project based learning. Model pembelajaran ini melibatkan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah. Dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu. “Selanjutnya dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain,” lanjutnya.
Baca sambungan di halaman 2″ AKM Level Pedas


0 Tanggapan
Empty Comments