Search
Menu
Mode Gelap

Usai Marah-Marah Depan Masjid, Warga Amerika Ini Malah Dapat Hidayah Masuk Islam

pwmu.co -
nadjib hamid/pwmu.co
Shamsi Ali diwawancari jurnalis cilik saat di PWM Jatim.

PWMU.CO – Datangnya hidayah tidak ada yang tahu. Hidayah bisa muncul kapan saja, di mana saja, dan pada siapa saja. Bahkan, terkadang tak masuk akal. Seperti pengalaman yang dialami Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali.

Suatu hari, seorang laki-laki mendatangi Masjid New York, tempat Shamsi Ali biasa menjadi imam. Tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba dia menggedor pintu masjid sambil melemparkan sumpah serapah.

“Tak ada angin, tak ada hujan. Dia gedor-gedor pintu masjid. Marah-marah tak jelas,” kata Shamsi Ali saat ceramah di Aula Mas Mansur PWM Jawa Timur dalam acara Milad Muhammadiyah ke- 105 Hijriyah.

Melihat tingkah lelaki itu, Shamsi Ali hampir saja emosi. Tapi kemudian dia tahan amarahnya, karena teringat ajaran Rasulullah. “Saya hampir saja naik darah. Tapi saya lalu teringat Nabi Muhammad. Seandainya beliau ada di posisi saya, apakah beliau akan memarahi orang itu? Tentu saja tidak,” katanya.

Baca : Donald Trump Baru Tahu Ada Orang Islam yang Ramah setelah Bertemu Muslim Indonesia

Shamsi Ali pun akhirnya mengabaikan pria Amerika tersebut, hingga akhirnya dia kelelahan dan meninggalkan masjid. Sebelum beranjak jauh, Shamsi Ali kemudian memutuskan menyapanya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

“Sebelum pergi jauh, saya datangi dia. Sambil tersenyum saya berkata, Sir, bolehkah kita jabat tangan? Dia ternyata mau salaman,” tuturnya.

Beberapa hari kemudian, sang pria kembali datang ke masjid. Dia mengaku tidak bisa tidur tenang setelah marah-marah di masjid. “Dia mengatakan kalau beberapa hari tidak bisa tidur. Karena kepikiran sikap saya yang tenang dan santun. Dia tidak habis pikir, kenapa saya bisa tetap tersenyum  dan meminta salaman, padahal saya habis marah?” ujarnya.

Selanjutnya, pria Amerika tersebut kemudian belajar Islam dan akhirnya memutuskan menjadi muallaf. “Kini dia menjadi seorang muslim yang taat. Setiap Minggu dia datang ke stasiun di sekitar untuk membagi-bagikan Al-Quran,” pungkasnya. (ilmi)

Iklan pmb sbda 2025 26

2 Tanggapan

  1. Ralat, sepertinya muallaf tersebut tidak membagi2 alquran di masjid, tapi di stasiun kereta bawah tanah tiap hari minggu…