Search
Menu
Mode Gelap

Warisan Cinta untuk Pendidikan: Keluarga Alm. Busiri Wakafkan Tanah Bagi Pembangunan SLB di Kemasan Krian

Warisan Cinta untuk Pendidikan: Keluarga Alm. Busiri Wakafkan Tanah Bagi Pembangunan SLB di Kemasan Krian
Penyerahan Awarding pewakif, Alm. Drs. H. Busiri yang diwakili oleh Anaknya Fitrul Azmi Ekarini, S.Pd. (Wiku Pulangsih /PWMU.CO)
pwmu.co -

Keluarga almarhum Busiri resmi mewakafkan sebidang tanah milik keluarga yang terletak di Desa Kemasan, Krian, untuk pembangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah. Wakaf tersebut diumumkan melalui juru bicara keluarga, Fitrul Azmi Ekarini, S.Pd, putri pertama dari almarhum Busiri dan Sofiyatun Alwi.

Menurut Fitrul azmi, keputusan wakaf ini merupakan wujud dari cita-cita besar almarhum yang sejak lama mengabdikan diri dalam Persyarikatan Muhammadiyah. Dalam perjalanan hidupnya, almarhum dikenal aktif membantu merintis berbagai amal usaha, seperti sekolah, panti asuhan, dan kegiatan sosial lainnya.

“Bapak ingin sekali membantu merintis sekolah-sekolah dan panti asuhan, termasuk SLB, agar dakwah, pendidikan, dan kegiatan sosial Muhammadiyah bisa terus berjalan,” ujarnya.

Amanat Wakaf di Masa Sakit

Fitrul azmi menjelaskan bahwa amanat wakaf disampaikan almarhum saat beliau dalam keadaan sakit. Saat itu, almarhum menyampaikan keinginannya agar salah satu tanah miliknya diwakafkan untuk pembangunan sekolah yang dikhususkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

“Bapak berkata bahwa masih banyak anak berkebutuhan khusus yang belum mendapat perhatian dan wadah pendidikan yang layak,” tambahnya.

Keputusan itu dilakukan dengan kesadaran kuat bahwa wakaf merupakan bagian dari shadaqah jariyah, yakni amal kebaikan yang pahalanya akan terus mengalir meski seseorang telah meninggal. Amanat tersebut diterima keluarga sebagai warisan nilai yang harus dijaga dan diteruskan.

Cinta kepada Persyarikatan Muhammadiyah

Dedikasi almarhum terhadap Muhammadiyah menjadi alasan utama di balik wakaf ini. Selain aktif berorganisasi, almarhum memegang teguh pesan moral yang selalu ia sampaikan kepada keluarga:

“Hidup-hidupkanlah Muhammadiyah, tetapi jangan mencari hidup di dalam Muhammadiyah.”

Prinsip itu menjadi landasan kuat mengapa almarhum mantap mewakafkan tanahnya demi kemaslahatan umat. Tanah yang diwakafkan pun memiliki makna personal bagi almarhum karena lokasinya yang berdekatan dengan rumah keluarga. Hal ini semakin menguatkan keinginan beliau agar tanah tersebut menjadi pusat kebaikan bagi masyarakat sekitar.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Harapan bagi Generasi Berkebutuhan Khusus

Keluarga almarhum berharap wakaf ini dapat menjadi jalan bagi Muhammadiyah dan organisasi otonomnya untuk lebih aktif membangun generasi penerus, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.

“Jarang ada lembaga yang benar-benar menyediakan pendidikan untuk mereka. Bapak ingin hal itu berubah,” ujar Ibu Fitrul azmi

Menjelang Milad Muhammadiyah ke-113, keluarga besar almarhum Pak Busiri berharap persyarikatan semakin berkembang dalam bidang dakwah, pendidikan, dan sosial, selaras dengan nilai-nilai perjuangan pendirinya, K.H. Ahmad Dahlan.

Wakaf yang Menjadi Shadaqah Jariyah

Wakaf tanah ini bukan sekadar pemberian aset, tetapi merupakan warisan nilai yang abadi. Melalui pembangunan SLB di atas tanah tersebut, manfaatnya akan terus dirasakan oleh banyak generasi—khususnya mereka yang membutuhkan perhatian lebih dalam pendidikan. Sebagai shadaqah jariyah, wakaf ini menjadi amal yang pahalanya tidak terputus dan terus mengalir bagi almarhum Pak Busiri.

Dengan hadirnya SLB yang kelak dibangun, jejak kebaikan dan cinta almarhum akan senantiasa hidup, menerangi langkah-langkah pendidikan di Krian, dan menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk menanam kebaikan yang tak lekang oleh waktu. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments