
PWMU.CO – Gedung Hamas School—sebutan untuk SMP Muhammadiyah 13 Campurejo, Panceng, Gresik—-yang hampir sebulan sepi karena liburan sekola, pagi itu, Ahad (7/7/2019) ramai oleh wali siswa baru.
Rupanya, Hamas School menyelenggarakan silaturahmi sekaligus wawancara dengan wali siwa baru tahun pelajaran 2019/2020.
“Ada dua agenda pertemuan pagi ini. Pertama adalah sosialisasi program sekolah, dilanjutkan menyamakan visi sekolah dan orang tua dalam mendidik anak. Yang kedua, wawancara kepada wali murid oleh asatidz,” jelas Shofiyatul Izzah SPd, ketua pelaksana kegiatan.
Sementara itu, pengurus Hamas School Amsikul Ma’arif SAg menjelaskan perlunya menyamakan visi antara orangtua, asatidz (para uru), pengurus dan siswa. “Pembagian peran serta komitmen bekerja sama seluruh unsur dalam mendidik anak adalah kunci kesuksesan anak,” tuturnya di hadapan seluruh wali siswa baru.
Setelah menyepakati visi bersama, para wali siswa diajak ke selasar Masjid Al-Ikhlas Campurejo, yang berada persis disamping gedung Hamas School. Masing-masing guru telah berjejer menempati meja kecil dan menyambut kedatangan mereka. Satu per satu wali siswa menghampiri meja kecil yang tertuliskan nama guru sesuai dengan instruksi yang diberikan di awal acara.
“Sejumlah 21 wali murid yang hadir, dibagi menjadi delapan kelompok,” jelas Shofiyah—sapaan Shofiyatul Izzah.
Kepala Hamas School Nurul Wakhidatul Ummah SKom menyampaikan, wawancara dengan wali siswa ini menjadi jembatan agar kita mengetahui background keluarga siswa, harapan orangtua kepada sekolah dalam mendidik anaknya, dan sejauh apa Hamas School dikenal oleh masyarakat.
“Melalui dialog tadi, kita juga bisa mengetahui karakter anak dan siapa-siapa saja anak didik yang perlu mendapat perhatian serius sehingga bisa lebih dikontrol,” ujarnya.
Ketika ditanya informasi tentang Hamas School, mayoritas orangtua menjawab atas rekomendasi dari keluarga dan tentangga yang telah menyekolahkan anaknya di Hamas School. “Sebenarnya anak saya ingin saya pondokkan, tapi dia tidak mau. Kemudian atas rekomendasi dari keluarga, ternyata di sini juga ada program tahfidh dan diniyyah, maka saya arahkan ke Hamas,” tutur Hanim, wali siswi Ratih Tsaniyah Maghfiroh.
Berbeda halnya dengan Miftahul Hasanah, ibunda Febriana. Dia merasa tertarik dengan Hamas School karena anak didiknya mempunyai akhlak yang baik. “Saya bandingkan dengan sekolah lain di daerah sini dan anak-anak Hamas itu berbeda. Lebih sopan dan baik,” tuturnya kepada Shofiyah.
Lain lagi dengan wali murid ini. Begitu ditanya mengenai harapan, wali siswi ini menangis. “Saya itu ingin anak saya bisa lancar mengaji, tata kramanya bagus, dan bisa mendoakan saya ketika saya meninggal nanti,” tutur Nur Hidayati, wali siswi Juwita Amelia. (Fillah)
Discussion about this post