Otak sehat bermula dari usus
Silakan Anda bandingkan orang-orang tua kita dulu yang makanannya sederhana dengan manusia jaman sekarang yang lebih komplit tapi berbahaya. Saya bahkan berpikir bahwa ada hubungan antara jenis dan pola makanan manusia jaman dulu dengan kebahagiaan yang mereka rasakan.
Indeks kebahagian tertinggi di dunia ada pada orang-orang Buthan yang tinggal di pegunungan Himalaya, dengan pola dan jenis makanan yang sederhana. Bukan pada orang-orang Amerika atau Eropa yang makanannya sangat luar biasa itu. Tentu, tanpa mengabaikan faktor-faktor lain selain makanan ini.
(Baca: Umat Islam Akan ‘Habis’ jika Tak Bangkit di Bidang Ekonomi dan Generasi Z di Mata Pengusaha dan Politisi Sukses Masfuk)
Perhatikan juga bagaimana ukuran piring dan gelas yang berbeda dari tahun ke tahun. Tahun 1950-an ukuran piring jauh lebih kecil dibandingkan tahun 2000-an ini. Kalau Anda ingin lebih jelas, silakan ke resto cepat saji seperti McDonnald dan Anda telusuri perbedaan ukuran burger, ukuran sak untuk kentang goreng dan ukuran gelas untuk minuman, tahun 1960-an dan sekarang. Saya yakin, Anda akan terkesima mendapatkan perbedaan yang sangat bermakna.
Ahli psikologi Walter Mischel (1969) dan ahli psikologi makanan Brian Wansink (2006) bahkan bersatu pendapat bahwa makanan berkaitan dengan pengendalian diri. Secara terus terang mereka berkesimpulan bahwa orang-orang yang bisa mengendalikan nafsu makan memiliki kemampuan mengendalikan nafsu-nafsu lainnya.
(Baca: Penjelasan Medis tentang 9 Manfaat Puasa untuk Kesehatan dan Tujuh Penyakit Ini Bisa Disembuhkan dengan Puasa)
Mischel, bahkan menemukan secara nyata dari riset 30 tahunnya, anak-anak yang dapat menahan diri untuk tidak memakan permen saat mereka diteliti ternyata lebih hidup sukses dibandingkan dengan anak-anak yang tidak bisa menahan diri di saat mereka dewasa.
Di pihak lain, tampaknya peningkatan penyakit gemuk (obesitas) disertai dengan munculnya masalah-masalah dalam penyakit otak, seperti kepikunan dini dan Parkinson. Sejumlah zat seperti insulin dan glucagon-like peptide, yang mulai dilepas ketika Anda menelan makanan dapat mencapai otak, terutama di hipotalamus dan hipokampus yang kemudian mengaktifkan kinerja pemrosesan informasi yang penting dalam proses belajar dan pengingatan.
(Baca: Ini Kisah Din Syamsuddin saat Disomasi Kelompok Atheis dan Cara Nyai Ahmad Dahlan Mendidik Anak)
Melalui zat-zat ini hipokampus mengatur kesatupaduan antara usus dan otak. Apa yang Anda makan akan memengaruhi otak Anda. Ingatan Anda sangat bergantung pada makanan. Dan seperti kita tahu, ingatan adalah bagian terpenting dari eksistensi manusia. Anda dan saya memiliki eksitensi diri dikarenakan kita punya ingatan-ingatan tentang apa yang kita pelajari atau kita lakoni.
Tanpa ingatan—seperti pada penderita penyakit pikun Alzheimer—Anda akan kehilangan kedirian. Anda tak mengenal diri sendiri. Eksistensi sebagai manusia sirna seketika. Tahukah Anda bahwa saraf otak paling panjang dari 12 pasang saraf otak adalah saraf otak usus yang bernama nervus Vagus? Saraf ini bahkan dijuluki sebagai komponen utama dari ‘otak kedua’. Otak kedua kita adalah usus. Baca sambungan di hal 3 …