Bagaimana usus memengaruhi otak Anda? Usus dan bakteri-bakterinya memengaruhi alam tiga cara: Pertama, bakteri ini mengontrol peradangan. Flora usus harus tetap dalam kondisi seimbang. Kedua, bakteri-bakteri ini menjadi dinding usus agar tetap mantap sehingga hanya bahan tertentu yang bisa lewat. Tidak boleh setiap yang masuk di usus lalu secara bebas masuk ke pembuluh darah.
Ketiga, usus memproduksi zat-zat kimia yang baik bagi otak, seperti BDNF, vitamin B12 dan zat otak glutamate serta GABA. Tiga cara ini dapat rusak karena jenis makanan Anda buruk, cara makan Anda buruk, dan waktu makan Anda buruk. Jangan heran kalau ada ahli yang bilang bahwa kesehatan otak bermula dari usus’ (Brain health begins in the gut).
(Baca: 5 Cara Emas Mendidik Anak Menurut Imam Al-Ghozali dan Kisah Mbah Saturi, ‘Wonder Women’ Sepuh dari Gondanglegi)
Penyakit jiwa dan makanan
Ilmuwan Jepang, Profesor Kazudzo Nishi, bahkan berpendapat bahwa sejumlah gangguan kejiwaan bermula dari keracunan dan kerusakan pada usus yang mengakibatkan punahnya bakteri baik usus. Studi oleh David Perlmutrer (2015) menemukan fakta bahwa anak-anak dengan gangguan Austism Spectrum Disorder (ASD) tidak memiliki bakteri baik bernama Lactobacillus dalam usus mereka.
Bakteri ini secara gampang dapat disebut sebagai bakteri usus yang baik atau dikenal sebagai salah satu flora usus. Tugasnya mengubah laktosa dan gula menjadi asam laktat sehingga suasana usus menjadi asam. Suasana asam ini membuat banyak bakteri perusak mati dan berhenti tumbuh (itu sebabnya di usus kita ada produksi asam lambung). Bayangkan bilamana bakteri baik ini tidak ada sama sekali.
(Baca: Hisab Tidak Bertentangan dengan Sunnah, Tapi Sangat Selaras dan Ini Salah Satu Perbandingan Kartini dan Siti Walidah)
Kabar buruknya, bayi-bayi yang dilahirkan dengan operasi kaisar (section caesaria) tidak memiliki bakteri ini yang cukup dalam usus mereka. Obat antiinfeksi yang diberikan seusai operasi, baik pada ibunya maupun si bayi, turut memengaruhi jumlah bakteri baik ini dalam usus si bayi. Tampaknya ada kaitan antara meningkatnya kelahiran dengan operasi kaisar dan tingginya kejadian penyakit spektrum autisma.
Fakta menarik, pemberian-pemberian probiotik dan vitamin D pada sejumlah kasus autism ternyata mengurangi gejala dan memperbaiki penderita. Kini para ahli mengenalkan sejenis terapi berjuluk Fecal Microbial Transplant (FMT)—dikenalkan dokter Thomas Borody dari Polandia—untuk mengobati penyakit multiple sclerosis.
(Baca: Ternyata Tata Negara Bangsa-Bangsa Barat Meniru Konsep Rasulullah dan Potret Warga Muhammadiyah: Rasional yang Tak Rasional)
Penyakit ini terjadi karena kekebalan tubuh terganggu (autoimun). Lapisan lemak pelindung saraf menjadi rusak sehingga informasi tidak berjalan secara baik. Akibatnya, komunikasi antara otak dan bagian-bagian tubuh lain menjadi terganggu. Salah satu gejalanya menjadi pelupa, tidak bisa konsentrasi dan gangguan proses berbahasa.
Borody menemukan bahwa selain penyakit sclerosis ini, Parkinson dan penyakit Mistenia Gravis juga berkaitan dengan flora usus. FMT, bayangkanlah transplantasi. FMT mentransplantasikan bakeri baik yang berasal dari usus besar orang yang sehat ke usus besar orang yang sakit. Tumbuhlah koloni baru bakteri-bakteri yang sehat. Koloni baru ini memainkan peranan dalam hubungan usus dan otak. Natasha Campbell (2010), seorang dokter saraf dan ahli nutrisi, mengenalkan istilah GAPS (Gut and Psychology Syndrome). Menurutnya, semua penyakit jiwa dan otak memiliki kaitan dengan usus dan apa yang kita makan. Baca sambungan di hal 4 …