PWMU.CO – Setelah melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama TIGA hari, SMP Muhammadiyah 13 Campurejo (Hamas School) mulai efektif melakukan pembelajaran tahun pelajaran 2019-2020, Kamis (18/7/19).
Hari Kamis tidak ada kegiatan pembelajaran, tapi dipakai kegiatan ekstra wajib dan pilihan. Salah satunya adalah Muhadharah.
Nova, panggilan akrabnya, menambahkan, petugas Muhadharah hari pertama ini, mulai pembawa acara, pembacaan Alqu’an, pidato, atau pembacaan puisi, semua dari asatidz (para guru). “Karena untuk memberi contoh dan motivasi kepada semua siswa,” jelasnya.
Waka kesiswaan Nova Elifatul Jannah SPd menyampaikan, kegiatan ekstra tahun pelajaran kemarin diletakkan di hari Sabtu. “Karena beberapa pertimbangan kegiatan ekstra tahun pelajaran ini, di letakkan hari Kamis,” terangnya.
Diamanahi sebagai pimpinan acara/MC, dengan suara khasnya dan susunan kalimat yang apik, Nova membuka acara Muhadharah.
Karena sudah terbiasa mengisi beberapa acara di berbagai tempat sebagai MC, jadi dia tampak lancar. “Saya juga pernah, bahkan sering, mengisi MC di tempat lain,” katanya.
Tidak hanya Nova, Ustadzah Shofiyatul Izzah SPd, Guru Bahasa Indonesia, juga sering diundang untuk mengisi acara tilawah Alauran di berbagai tempat.
Dengan suara merdunya, dia melantunkan ayat-ayat Alquran di acara Muhadharah tersebut, seakan menghipnotis para peserta.
Dia juga mempunyai kelompok binaan tilawah Alquran di kampungnya, “Saya sering mengisi tilawah Alquran di berbagai acara di beberapa tempat, juga membina anak-anak qiraah di kampungku,” ungkapnya.
Lain dengan Ustadzah Riadhotus Sholihah SPd yang menyampaikan pidato bahasa Indonesia tentang anak shalih-shalihah yang didambakan orangtua.
Menurut Ria—sapaannya—ciri anak shalih-shalihah adalah mempunyai empat sifat, sebagaimana sifat Rasulullah Saw. “Yaitu shiddiq (jujur), amanah (tanggung jawab), tabligh (menyampaikan), fathanah (cerdas)” jelasnya.
Dia pun menyitir hadits Rasulullah SAW yang artinya setiap anak Adam yang meninggal dunia akan terputus amalnya kecuali tiga perkara; amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih-shalihah yang mendoakan orangtuanya.
Lain lagi dengan ustadz Faiq Afandi. Mendapat tugas pidato pakai bahasa Jawa, dia mengangkat tema Kewajiban Pados Ilmu (wajibnya mencari ilmu).
Dalam pidatonya, Faiq mengatakan, “Ingkang wajib pados ilmu meniko sedoyo tiyang Islam. Mboten pandang bulu, mboten pandang waktu. Dados senajano tiyangi pun puniko sampun tuwek, elek, ngrowek, untune entek, wis ora tedas peyek, mlakune wis meyek-meyek, asal durung matek, meniko tetep nggadahi kuwajiban pados ilmu.”
Maksudnya, yang wajib mencari ilmu semua umat Islam, tidak pandang bulu, tidak pandang waktu. Walaupun orang itu sudah tua, jelek, grepes, giginya habis, jalannya tidak berdaya, yang penting masih hidup tetap ada kewajiban mencari ilmu.
Ada juga pidato bahasa Inggris yang disampaikan ustadzah Anik Ismayanti SS, pengampu maata pelajaran bahasa Inggris.
Dia menyampaikan tentang risiko minuman beralkohol bagi kesehatan tubuh. “Ada tiga hal madharat minum minuman beralkohol, yaitu merusak kesehatan, menyebabkan kematian, dan merusak kehidupan sosial,” jelasnya.
Yanti pernah menjadi guide (pemandu) turis di beberapa wisata Kota Malang. Dia memberi contoh akibat minuman alkohol di luar negeri. “In the United States, 4.300 teenagers die each year from drinking alcohol. In Indonesia itself The National Anti Alcoholic Movement recorded 18.000 people died from alcohol,” ungkapnya.
Artinya, di USA sekitar 4.300 remaja meninggal stiap tahun akibat alkohol. Di Indonesia sendiri, sekitar 18.000 orang meninggal karena alkohol. (Ulin Nuha)