PWMU.CO – Sekolah harus mampu menginisiasi suatu bentuk inovasi sehingga kelalaian dan kelemahan terhadap penyediaan buku perpustakaan yang menjadi penyebab keengganan siswa membaca, dapat diatasi.
Hal itu disampaikan Ir Siti Faizah, Penanggung Jawab HACHI Library, nama perpustakaan di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Kamis (25/7/19) sore. HACHI merupakan akronim dari Humble, Active, Creative, Human, dan Innovative.
Menurutnya, sekolah harus menyediakan buku-buku yang disukai siswa. “Itu harus dilakukan,” tegasnya saat ditemui PWMU.CO di sela mendampingi siswanya berbelanja buku di pameran buku Out of The Boox, di Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP), Jalan Jaksa Agung Suprapto, Gresik.
Ia mengatakan, program “Pilih Buku” merupakan salah satu solusi untuk mengatasi keengganan siswa membaca. “Caranya ya mempersilakan siswa sendiri memilih buku yang disukainya di toko buku,” ujarnya.
Termasuk yang sedang dilakukannya saat itu, menemani siswanya memilih buku di pameran buku Out of The Boox. Izzah, sapaan akrab Siti Faizah mengatakan, pada awalnya ia memilih beberapa siswa yang rajin datang ke perpustakaan. “Ketika ada undangan ke Perpustakaan Daerah (Perpusda), ya mereka yang saya prioritaskan untuk diajak,” ungkapnya.
Setelah mengajak siswanya ke Perpusda, Izzah meminta mereka memilih satu judul buku kesukaan di pameran ersebut. “Kebetulan lokasi pamerannya pas di depan Perpusda. Jadi sekalian saya ajak mampir belanja buku di sana,” jelasnya.
Di pameran buku, para siswa memilih buku yang mereka sukai. Mereka bebas memilih buku, namun tentu saja juga dipilah oleh petugas perpustakaan sekolah serta guru yang mendampingi mereka. “Para siswa tentu saja antusias dalam memilih buku kesukaannya. Harga rata-rata buku yang mereka pilih berkisar Rp 25 ribu rupiah,” kata dia.
Izzah menjelaskan, hampir semua buku yang dipilih siswa adalah buku cerita, baik fiksi maupun non-fiksi. Buku-buku yang telah dipilih oleh siswa selanjutnya distempel HACHI Library dan dipinjamkan kepada mereka yang ikut pilih buku.
“Mereka diberi waktu satu pekan untuk meminjam ke rumah membaca buku tersebut. Pekan depannya mereka mengembalikan ke perpustakaan untuk dibaca dan dipinjamkan kepada siswa lainnya,” terangnya.
Buku-buku ini menjadi koleksi perpustakaan sekolah dan menjadi incaran siswa untuk dibaca, karena memang beda dengan buku-buku koleksi perpustakaan sebelum adanya program pilih buku ini. “Tak ada satu pun buku yang siswa pilih sendiri tidak terbaca oleh mereka. Bagaimana tidak, siswa sendiri yang memilihnya tentulah mereka akan membacanya,” jelas Izzah.
Program pilih buku ini, lanjutnya, juga mempunyai beberapa keunggulan sehingga mampu meningkatkan minat baca siswa secara signifikan.
Pertama, pemilihan siswa yang ikut Pilih Buku, akan memotivasi siswa lainnya untuk juga dapat terpilih. “Mereka keluar sekolah menuju toko buku termasuk hal yang menggembirakan dan mengasyikkan buat siswa,” ujarnya.
Kedua, buku yang siswa pilih dan telah dibaca, mereka akan saling mengomentari satu dengan yang lainnya. “Ini akan membuat masing-masing siswa juga ingin membaca pilihan buku temannya atau siswa lainnya tanpa ada paksaan,” kata Izzah.
Ah senangnya yang dapat bonus Ganda: kunjungi Perpusda Gresik dan ‘ditraktir’ pilih buku di pameran! (Vita)