PWMU.CO – Jika seseorang yang sudah ikhlas untuk mencari ilmu, maka dia akan merasa senang dan semangat untuk bersekolah. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin kuat keinginanya untuk terus sekolah.
“Maka siswa-siswi Hamas School jangan sampai ada yang bolos sekolah, apalagi ikut-ikutan dengan anak yang tidak sekolah, itu salah besar.”
Itulah pesan yang disampaikan oleh Drs H Nur Huda MPdI saat memberikan materi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam acara Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) SMP Muhammadiyah 13 Campurejo (Hamas School) Panceng, Gresik, Kamis (25/7/19).
Dia menyampaikan, tidak hanya orang laki-laki, orang perempuan juga wajib aktif dalam belajar dan menuntut ilmu setinggi-tingginya. “Apalagi mereka besok sebagai ibu dan lebih dekat dengan anaknya. Ibulah yang menjadi madrasah pertama kali bagi anak-anaknya,” kata guru SMK Muhammadiyah 8 Karangasem Paciran itu.
Pak Nur—panggilan akrabnya—menambahkan mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. “Karena perintah agama, maka kalau anak-anak tidak sekolah atau bolos sekolah berarti kamu termasuk berdosa karena menentang agama,” tuturnya.
Sekolah zaman dulu, sambungnya, dengan sekolah zaman sekarang sangat jauh perbedaannya. Kalau dulu berangkat ke sekolah uang sakunya berupa jajan polo pendem (ubi-ubian), kalau tidak itu, hanya di beberapa rupiah. “Tapi kalau sekarang minimal uang sakunya Rp 30 ribu,” katanya.
Menurutnya, orang sukses itu syaratnya harus pandai. Tidak ada orang sukses yang tidak pandai. Sedangkan menjadi orang pandai wajib sekolah yang rajin dan Istiqamah. “Tidak boleh sehari sekolah, sehari izin, atau sepekan berangkat sekolah tiga hari tidak masuk. Kalau demikian, sulit menjadi orang sukses di masa yang akan datang,” paparnya.
Mantan Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Waru Lor Paciran itu mengatakan menuntut ilmu itu banyak dan besar rintangannya. “Salah satunya adalah teman bermain,” ucapnya. Karena itu, pesannya, anak-anak harus pandai memilih teman. Sebagai seorang pelajar jangan sampai siswa Hamas School berteman dengan anak yang tidak terpelajar. “Sebab sekarang ini banyak anak pelajar temannya tidak pelajar, akhirnya terpengaruh dengan temannya, lama kelamaan dia putus sekolah,” jelasnya.
Sebagai pelajar Muhammadiyah, lanjutnya, kita harus istiqamah, tidak boleh terpengaruh untuk ikut dalam kelompok tertentu, seperti punk, apalagi ikut-ikutan berpakaian tidak sesuai dengan syariat Islam: rambutnya dicat, pakai anting-anting dari tutup botol, memakai tato, dan sebagainya.
“Karena kita diciptakan olah Allah SWT, maka sudah selayaknya untuk selalu dekat kepadanya. Kesuksesan seseorang tidak akan tercapai jika tidak ada campur tangan Allah SWT,” ujarnya.
Sebagai pelajar di sekolah Muhammadiyah, sambungnya, maka wajib selalu dekat kepada-Nya, dengan cara selalu melakukan shalat, puasa, dan ibadah sunah lainnya.
“Tokoh-tokoh Muhammadiyah, seperti KH Ahmad Dahlan, KH Ibrahim, KH Mas Mansyur, KH Faqih Usman dan tokoh Muhammadiyah lainnya, adalah orang ahli ibadah di samping ahli ilmu,” jelasnya.
“Mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban ibadah dan belajarnya, termasuk berdakwah. Hendaknya jadikan mereka sebagai teladan yang baik bagi anak-anak,” katanya.
Di samping itu, pesannya, tanamkan sifat-sifat Rasulullah: shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah dalam diri anak-anak. “Sehingga menjadi pembeda antara siswa Muhammadiyah dan non-Muhammadiyah,” tuturnya. (*)
Penulis Nurkhan. Editor Mohammad Nurfatoni.