PWMU.CO– SD Muhammadiyah 11 Dupak Surabaya (SD Muhlas) mengadakan pengajian bulanan di mushala sekolah Al Jaddid, Sabtu (3/8/19). Acara dihadiri guru dan karyawan.
Acara dimulai pukul 07.00 diawali dengan murajaah yang dipandu oleh Ustadz Fauzan Muslim. Kemudian sambutan Kepala Sekolah Irwan MPdI. Dalam sambutannya, Ustadz Irwan menyampaikan, kita harus bersyukur dan bangga berada di lingkungan Muhammadiyah.
”Mengabdi dengan sungguh-sungguh. Karena salah satu motor penggerak persyarikatan Muhammadiyah adalah guru,” katanya. ”Pengajian bulanan ini bisa dimanfaatkan untuk up grade keilmuan khususnya bidang keislaman.”
Kajian kali ini sebagai pembicara KH Imanan SAg, anggota Majelis Tarjih PDM Surabaya dengan tema Menata Hati dalam Mengabdi di Persyarikatan.
Mengawali kajiannya Ustadz Imanan merujuk surat Az Zariyat ayat 56. ”Wa maa khalaqtul-jinna wal-insa illa liya’buduun.” Artinya, dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu.
”Sebagai guru dan karyawan Muhammadiyah ada empat hal yang dibutuhkan supaya terjaga hatinya,” ujar Ustadz Imanan. Pertama, sambung dia, menjadi pendakwah.
”Secara otomatis guru terpanggil untuk menjadi pendakwah. Apa yang disampaikan, tingkah laku akan diperhatikan olehsiswa dan keluarga,” tuturnya.
Kedua, katanya, memerangi nafsu setan. Dengan beribadah, menjaga lisan dan menjauhkan dari perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam. ”Gemar berjamaah di masjid atau mushalla, supaya ada nuansa dakwah. Bahwa guru-karyawan Muhammadiyah bisa bermasyarakat karena sering berjamaah,” katanya
Ketiga, taubat. Dicontohkan Nabi Muhammad saw yang dijamin masuk surga masih senang beristighfar. ”Maka kita juga harus setiap hari beristighfar minimal seratus kali,” ujar anggota Majelis Ulama Indonesia Surabaya ini.
Keempat, ikhlas. Dijelaskan, melakukan semua kegiatan demi kebaikan dan kemajuan persyarikatan didasari dengan rasa ikhlas dan penuh tanggung jawab.
”Pengertian ikhlas itu sama seperti dalam surat Al Ikhlas. Ikhlas tidak disampaikan dengan kata-kata. Di dalam surat itu tidak ada ayat atau kata yang berbunyi ikhlas,” tandasnya. Tapi substansinya mengesakan Allah, tidak ada duanya. Fokus hanya kepada Allah. Itulah makna ikhlas. Hanya untuk Allah. (*)
Penulis Muriyono Editor Sugeng Purwanto