PWMU.CO – Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Daerah Lamongan mengadakan Pelatihan Akuntansi dan Manajeman Keuangan yang diikuti sepuluh Klinik Muhammadiyah Se-Kabupaten Lamongan, di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML), Kamis (15/8/19).
Kesepuluh klinik itu adalah Klinik Muhammadiyah Solokuro, Blimbing, Deket, Kedungpring, Modo, Brondong, Keduyung, Parengan, Sugio, dan Brangsi.
Wakil MPKU Lamongan Muhammad Bakri MKep mengatakakan supaya klinik Muhammadiyah ini tetap eksis dan menjadi salah satu pilihan masyarakat, maka kita merespon dan update terus-menerus perkembangan saat ini dan yang akan datang.
“Pradigma lama sudah sangat beda dengan saat sekarang ini. Kalau dulu bikin klinik pelaksanaanya seadanya langsung bisa oprasional, tapi sekarang tidak cukup itu. Harus memenuhi aspek organisasi sosialnya, SDI, dan pelayanannya,” ujar Wakil Rektor lll Universitas Muhammadyah Lamongan (Umla) itu.
Maka, sambungnya, ada strategi yang dibuat MPKU Lamongan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas klinik Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan. “Sehingga nantinya target akreditasi bagi klinik bisa terlaksana,” ucapnya.
Sementara itu, Prima Mari Kristanto SE Akt yang menjadi pemateri dalam pelatihan ini mengatakan, yang bertanggu jawab pada laporan keuangan adalah pelaksana akuntansi, direktur, dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM).
Prima mengajarkan rumus akuntansi = IRC
I= Identifikasi, R=Recording/pencatatan dan C= Communitations/laporan
Peserta klinik pun diminta membuat format laporan laba-rugi. “Pelatihan ini insyaallah akan dilanjutkan awal bulan September untuk menyelesaikan format laporan neraca,” katanya.
Dia menambahkan, workshop akuntansi klinik akan rutin diadakan setiap dua, tiga, sampai dengan enam bulan sekali. “Sampai akuntansi standar benar-benar menjadi budaya positip sebagai modal meningkatkan amal usaha Muhammadiyah di bidang kesehatan, di tenggah persaingan layanan kesehatan pemerintah dan swasta,” ujarnya. (*)
Kontributor Slamet Hariadi. Editor Mohammad Nurfatoni.