PWMU.CO –Muhammadiyah yang didirikan pada 8 Dzulhijjah 1330 H oleh KH Ahmad Dahlan mendorong kesalehan sosial di samping kesalehan individual. Prinsip inilah yang menjadi dasar idelogi gerakan persyarikatan ini.
Hal itu disampaikan Prof Dr H. Achmad Jainuri MA dalam Pengajian Ahad Pagi yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh PCM Kebomas di Masjid Attaqwa Giri Gresik, Ahad (18/8/2019).
Menurut dia, berdirinya Muhammadiyah bagian dari kesadaran pada masa itu untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk mewujudkan nilai-nilai Islam.
Dijelaskan, ada tiga dasar ideologi yang melandasi berdirinya Muhammadiyah. Pertama, Muhammadiyah tidak mengikuti pada satu pemahaman mazhab melainkan menggali kemurnian ajaran dari Alquran dan hadits.
Kedua, ideologi keterbukaan terhadap agama lain sehingga muncul toleransi antar agama dalam masyarakat pluralis. ”Muhammadiyah menghormati keyakinan agama lain tetapi bukan menganggap semua agama sama dan benar,” tuturnya.
Ketiga, memahami ajaran Islam memiliki makna yang luas sehingga mampu menjadi gerakan sosial. Seperti KH Ahmad Dahlan memahami surat Al Maun lalu membentuk panti asuhan.
”Dalam dakwahnya Muhammadiyah mengatakan qulil haqqo walau kana murran. Katakanlah kebenaran walaupun pahit,” tandasnya. (*)
Penulis Dimas Hasbi Assiddiqi Editor Sugeng Purwanto