
PWMU.CO – Sore itu, adzan berkumandang dari Mushalah Al Jami yang berada di Dusun Tanggungan, Desa Wringinanon, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik. Seperti hari-hari sebelumnya Mustari bersama istrinya bergegas menuju mushala untuk shalat Ashar berjamaah, Senin (19/8/19).
Sosok Mbah Tari—panggilan Mustari—adalah orang yang suka bercanda dan bekerja keras. Hari-harinya, selain pergi berkebun, dia isi dengan bersih-bersih mushala yang bertempat di belakang rumahnya.
“Van! kapan ada lomba Agustusan?” tanyanya kepada Ivan Eriyanto, SPt sang cucu di depan mushala. “Ahad depan Mbah!” Jawab Ivan. Mbah Tari hanya membalas dengan senyuman.
Sambil menunggu shalat dimulai, seperti biasanya Mbah Tari shalat sunah sebelum (qabliyah) Ashar. Dua rakaat sedang dijalani tapi tiba-tiba pada saat tahiyat akhir dia jatuh perlahan ke belakang sambil menahan dengan kedua tangannya. Ivan yang berada di samping langsung bergegas menahan kepalanya.
Tampak wajah Mbah Tari memerah dan akhirnya pucat. “Mbah terlihat sulit nafas dan kira-kira 10 tarikan nafas yang keluar dari mulutnya setelah itu Mbah Tari tidak lagi bergerak dan sesaat kemudian keluar bau harum dari mulutnya,” ungkap Ivan.
Ivan mengatakan ternyata hembusan nafas itu adalah akhir hanyat Mbah Tari. Setelah mengetahui Mbah Tari telah meninggal, para jamaah menyemayamkan jenazah Mbah Tari di serambi mushala untuk melanjutkan shalat Ashar.
Setelah jamaah selesai menunaikan shalat, dilanjutkan proses memandikan, mengkafani, dan menshalati jenazah Mbah Tari dilakukan di mushala itu juga. Mushala yang baru digunakan pada bulan Ramadhan tahun ini, yang dibangun oleh Pak Sabit (pewaqaf) dengan dibantu jamaah lainnya.
Proses shalat jenazah dan wasiat pelepasan dipimpin oleh Ustadz Fauza, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyan (PCM) Krian, salah satu ustadz yang mengisi kajian di masjid An Nur Wringinanom yang biasa diikuti Mbah Tari, dan dilanjutkan ke pemakaman.
Mbah Kasiati, istri mendiang Mbah Tari- menjelaskan meski sudah berusia 73 tahun, akhir-akhir ini Mbah Tari tampak sehat setelah opname di sebuah rumah sakit dua bulan yang lalu karena mempunyai riwayat penyakit jantung.
“Tidak menyangka kalau hari ini, hari terakhirnya mbah sholat di mushola ini.” tutup Mbak Kasiati sambil berkaca-kaca. (*)
Kontributor Kusmiani. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post