PWMU.CO – Siapa yang pernah sekolah di Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiyah? Hari ini, 21 Agustus 191, adalah 100 tahun atau 1 abad berdirinya TK Aisyiyah di kampung Kauman Yogyakarta atas prakarsa Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan melalui gerakan perempuan Muhammadiyah yang bernama Aisyiyah.
Bertempat di samping Pendopo nDalem Penghulu Keraton Yogyakarta yang saat itu dijabat oleh Penghulu Kanjeng Raden Haji (PKRH) Muhammad Kamaludiningrat—sewaktu muda bernama Muhammad Sangidu, sahabat KH Ahmad Dahlan dan pemegang nomor pertama anggota Muhammadiyah—TK Aisyiyah dipimpin oleh Siti Umniyah, salah satu pendiri Nasyiatul Aisyiyah yang juga puteri Penghulu KPRH Muhammad Kamaludiningrat. Baru tahun 1933 kemudian lokasi TK Aisyiyah Kauman berpindah di samping pemakaman belakang Masjid Besar Kauman hingga saat ini.
Awalnya TK Aisyiyah bernama Froebel Kindergarten Aisyiyah. Dalam perkembangannya sebutan bagi TK Aisyiyah berubah menjadi Aisyiyah Bustanul Atfal yang kemudian lebih populer dengan sebutan TK ABA.
TK Aisyiyah Kauman adalah pionir bagi TK-TK yang tumbuh kemudian di seluruh Indonesia. Mungkin kalau saat ini kita membicarakan pendirian sebuah TK di suatu kampung itu adalah hal yang biasa. Tetapi membicarakan pendirian sebuah TK satu abad yang lalu bukanlah hal yang biasa. Saat itu belum ada kampung yang punyaTK. Sekolah masih menjadi sesuatu yang mewah dan tidak semua orang pribumi bisa menikmati, kecuali mereka yang berlatar belakang pejabat atau bangsawan.
Kehadiran TK Aisyiyah Kauman kala itu membawa angin segar dan perubahan. Keinginan warga Kauman untuk bisa menikmati pendidikan yang sebelumnya sangat sulit diperoleh akhirnya bisa terpenuhi dengan hadirnya TK Aisyiyah.
Meskipun TK bukan merupakan pendidikan formal, tetapi TK menjadi ajang persiapan bagi anak-anak untuk memasuki dunia sekolah. Dengan adanya TK Aisyiyah, semakin memudahkan masyarakat untuk menyiapkan anak-anaknya sebelum masuk sekolah formal.
Saat ini TK Aisyiyah di seluruh Indonesia tercatat kurang lebih 5680 sekolah. Saya tidak tahu persis berapa banyak jumlah anak yang pernah dididik di TK Aisyiyah. Mungkin jumlahnya sudah puluhan juta anak. Jangan tanyakan berapa jumlah lulusan TK Aisyiyah yang jadi doktor atau professor, atau yang jadi pengusaha dan profesional sukses. Itu semua bukan tujuan utama TK Aisyiyah.
Tapi coba tanyakan berapa jumlah anak yang tahu bagaimana caranya memulai makan dengan berdoa, bagaimana menghormati dan mendoakan orangtua, atau bagaimana harus berkomunikasi dan menjalin persahabatan dengan teman sebaya. TK Aisyiyah telah berkontribusi besar dalam membentuk karakter dan kepribadian yang positif bagi puluhan juta anak Indonesia.
Saya termasuk salah satu dari puluhan juta anak Indonesia yang beruntung mendapat sentuhan pendidikan di TK Aisyiyah. Kebetulan istri dan anak-anak saya juga alumni TK Aisyiyah.
Saya dulu sekolah di TK Aisyiyah II Jepara selama dua tahun. Sebagian besar memori saya mengenai sekolah di TK Aisyiyah sudah terlupa. Tapi satu hal yang masih saya ingat sewaktu TK adalah ketika saya pernah jadi juara menyanyi tingkat kecamatan dengan lagu Kelinciku yang dulu dipopulerkan oleh Cica Koeswoyo. Gara-gara itu saya penasaran ingin sekali memelihara kelinci. Sayang, hingga dewasa saya belum pernah punya kesempatan memelihara kelinci.
Akhirnya setelah berkeluarga dan punya anak saya berkesempatan memelihara kelinci selama kurang lebih 10 bulan. Dari hanya sepasang berkembang jadi 13 ekor. Ternyata repot juga, he he he. Karena kewalahan, kelinci saya berikan ke teman. Itulah sedikit kenangan saya bersekolah di TK Aisyiyah. (*)
Kolom oleh M. Izzul Muslimin, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah 2006-2010.