PWMU.CO –Siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) mengadakan Pembelajaran Luar Kelas (PLK) mengunjungi Desa Seloliman Trawas Mojokerto, Sabtu (24/8/2019).
Acara diikuti 24 siswa dari kelas XI Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya (IBB). Para siswa ini mendapat tugas menggali tujuh unsur budaya masyarakat Desa Seloliman dengan menggunakan pendekatan Etnografi.
Ini merupakan praktik pelajaran Antropologi. Desa ini punya peninggalan sejarah zaman Kerajaan Airlangga yaitu pemandian Jolotundo.
Guru Antropologi Arief Hanafi MSi menjelaskan, ada dua hal yang harus diketahui siswa dalam kegiatan PLK. Yaitu berkaitan metode penelitian etnografi dan tujuh unsur budaya yang ada di dalam masyarakat. Tujuh unsur itu religi, peralatan hidup, sistem mata pencaharian, kesenian, sistem kekerabatan, sistem bahasa, dan sistem pengetahuan.
”Keseluruhan unsur-unsur di atas bersifat universal, artinya semua kebudayaan suku bangsa pasti terdapat unsur-unsur tersebut,” katanya.
Secara teknis Arief menjelaskan, dalam penulisan etnografi ini, per kelompok memilih satu objek penelitian dengan mengambil salah satu unsur kebudayaan yang akan diteliti. ”Misal seperti saat ini, siswa saya ajak mengunjungi Desa Seloliman, Trawas. Desa ini masih menjunjung nilai-nilai lokal masyarakat dan masih memegang teguh tradisi yang turun temurun diwariskan,” ungkapnya.
Siswa diharapkan mampu membaur dengan masyarakat, menggali informasi lebih lanjut untuk dijadikan penelitian etnografi. ”Metode penelitian sudah disampaikan saat di kelas.
Dyah Marta, siswa menandaskan, praktik penelitian ini menarik. Ini pengalaman melihat budaya masyarakat yang berbeda.
”Sehari-hari saya kan di Sidoarjo, hiruk pikuk kota, semua serba ada. Ketika saya masuk Desa Seloliman, cara hidup masyarakat yang alami dan menjunjung tradisi.Kami bisa belajar menghargai kebudayaan lain,” katanya.
Dia bertugas menggali unsur religi masyarakat dengan meneliti beberapa kepercayaan. ”Bagaimana menjalankan ritual-ritual serta makna yang terkandung di dalamnya. Kelompok saya fokus di Petirtan Jolotundo,” katanya. (*)
Penulis Muhammad Rifando Editor Sugeng Purwanto