PWMU.CO – Sejarah Baitul Arqam atau Darul Arqam, sebagai nama wadah pengkaderan di Persyarikatan Muhammadiyah, dikupas tuntas oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya Dr Mahsun Jayadi.
Hal itu terjadi dalam kegiatan Baitul Arqam yang diselenggarakan untuk dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), Senin (20/6) pagi, di Gedung G Lantai 6 Kampus UMSurabaya, Jalan Sutorejo, Surabaya.
(Baca: Inilah Enam Ajaran Alquran tentang Pola Hidup Islami)
Baitul Arqam berasal dari kata bait (rumah) dan arqam yang diambil dari Arqam bin Abil Arqam, seorang pemuda yang termasuk kelompok kali pertama masuk Islam di zaman Rasulullah.
Menurut Mahsun, orang tua Arqam tidak diketahui. “Ia direkrut oleh Nabi untuk dikader. Ia berasal dari Bani Mahzum, musuh Bani Hasyim,” ujarnya. Ia diajak masuk Islam oleh Abu Bakar Asshiddiq. Kala itu, kata Maksun, pengikut Islam baru 12.
Jadi, Baitul Arqam adalah rumahnya Arqam. Sinonimnya adalah Darul Arqam. Menurut Maksun, darul berarti sumbu. Ketika pergi ke mana-mana, baliknya tetap ke rumah. “Dari rumah Arqam inilah Rasulullah membina para sahabat di masal awal perjuangannya,” tutur Maksun.
(Baca juga: Kajian Ramadhan Hadirkan Keluarga Hufadz Dr Kamel El-Lebaudy dari Mesir)
Maksun menjelaskan bahwa perjuangan KHA Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta, hampir sama dengan perjuangan Rasulullah. “Dari situ Muhammadiyah mendapat inspirasi tentang proses pengkaderan sehingga wadah pengkaderan di Muhammadiyah disebut Baitul Arqam,” kata Wakil Rektor II UMSurabaya ini.
Rektor UMSurabaya Dr dr Sukadiono menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan rutinitas tahunan di bulan Ramadhan. Tujuannya untuk menambah pengetahuan terkait Al Islam dan Ke-Muhammadiyahan. “Selain itu kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi,” katanya. (Dede)