PWMU.CO – Tugas mubaligh Muhammadiyah adalah menjadikan agama mudah dan kaya amal. Sedangkan aspek ritual sesuai dengan sunah Nabi SAW.
Demikian disampaikan oleh Dr H Syamsudin, MAg dalam acara Trainning of Trainner (ToT) Pelatihan Kader Muda Muballigh Muhammadiyah (PKMMM), Sabtu (31/8/19). Acara yang diikuti 320 peserta ini berlangsung di Aula Mas Mansur, Gedung Muhammadiyah Jawa Timur Jalan Kertomenanggal IV No 1 Surabaya.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Bidang Tarjih dan Tajdid ini menguraikan dakwah Islam yang tidak dipimpin Nabi Muhammad secara langsung, tapi mampu menembus lintas zaman dan negara. “Ini membuktikan bahwa Nabi SAW sukses menyiapkan dan mencetak kader tangguh sepeninggal beliau,” ujarnya.
Dalam konteks kaderasasi di Muhammadiyah, lanjut Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya itu, seorang mubaligh Muhammadiyah hendaknya mampu melahirkan kader baru. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, selain itu juga dituntut untuk mengelola pesan dakwah menjadi mudah, renyah dan bisa diaplikasikan.
“Kenyataan yang ada, agama dijauhkan dari aplikatif. Sehingga muncul kesan beragama kaya ritual, tapi miskin dalam beramal,” tandasnya.
Syamsuddin melanjutkan, untuk merespon hal di atas mubaligh Muhammadiyah hendaknya mendorong jamaah untuk mempraktikkan ilmu yang didapat, sedikit ilmu tapi banyak amal.
“Kita ini masih enak karena berdakwah kepada orang-orang yang shaleh. Lihatlah Nabi, berdakwah bagi mereka di luar jalan Tuhan. Sehingga wajar mendapat tantangan yang dahsyat. Sedangkan kita lebih banyak berdakwah mereka yang sudah menerima Islam,” tegasnya. (*)
Kontributor Mohamad Suud. Editor Mohammad Nurfatoni.