
PWMU.CO – Pagi itu Dra Munawaroh membawa tas ransel hitam di pundak. Duduk di deretan keempat di meja laboratorium komputer SMP Muhammadiyah12 GKB (Spemdalas) guru yang sudah mengajar selama 22 tahun menyalahkan komputer.
Ia mulai menulis. Jemarinya terus menari sambil matanya melihat layar komputer. Beberapa saat kemudian ibu dua putri ini melanjutkan proses menulisnya.
“Saya mencoba menulis pengalaman mengajar di kelas saat menggunakan media segi empat bermakna dan kantong ajaib,” ujarnya saat diwawancarai PWMU.CO, Sabtu (7/9/19).
Munawaroh membuat tulisan dengan tema inovasi pembelajaran (inobel) kreatif. Media pembelajaran yang selama ini dia praktikkan coba disalin dalam bentuk tulisan.
Dia menuangkan pengalaman yang pernah dilakukan bersama siswanya di kelas. Bagaimana respon siswa saat pembelajaran dan keunggulan media tersebut.
Ibu 54 tahun ini mengaku sempat bingung saat memulai menulis terutama membuat paragraf awal dan menata kalimat. “Ini kendalanya, tetapi dengan semangat, bismillah bisa selesai naskah tulisan minimal 800 kata ini,” paparnya.

Ini pula yang dilakukan Fitri Wulandari SS. Guru Bahasa Indonesia ini membuat tulisan dengan tema pentingnya literasi.
“Saya menguraikan tentang pentingnya literasi di dunia yang beragam ini. Bagaimana generasi sekarang tidak baperan tetapi lebih bisa cermati ilmu pengetahuan dan wawasan melalui litetasi. Budaya baca tulis harus jadi kuncinya,” ungkapnya.
Yang dilakukan Dra Munawaroh dan Fitri Wulandari SS ini adalah program guru menulis yang dilakukan Spemdalas. Setelah hampir tiga pekan guru diberikan waktu untuk menulis dengan tema pendidikan, inobel, dan literasi.
“Hari ini adalah batas akhir semua guru mengirim tulisan ke panitia untuk selanjutnya akan dilakukan editing,” kata Anis Shofatun SSi MPd Waka Kurikulum saat menyampaikan sambutan di awal acara. (*)
Kontributor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post