PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik terus mematangkan persiapan “Spemdalas Study in Japan” yang akan berlangsung Senin-Sabtu (16-21/9/19) pekan depan.
Seperti tampak pada kegiatan gladi resik di Andalusia Hall SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik, Kamis (12/9/19) pagi.
Sejumlah tarian dipersiapkan untuk mempromosikan kekayaan budaya Indonesia terhadap dunia khususnya kepada negara Jepang. Seperti yang disampaikan oleh Ilham Aditya Wibowo, salah satu peserta.
Ilham menyampaikan dalam gladi resik kali ini memiliki esensi yang penting bagi generasi muda. Berbagai persiapan sudah dilaksanakan dengan matang oleh tim pembina dari sekolah mulai latihan performance tarian Nusantara yang sudah berlangsung selama empat bulan terakhir ini, meningkatkan skill komunikasi bahasa Jepang, latihan kedisplinan, dan time management.
Namun, menurut siswa kelas VIII ICP Spemdalas ini ada message (pesan) tersendiri yang ingin disampaikan kepada masyarakat Jepang.
Menurutnya, sebagai generasi bangsa, remaja milenial Indonesia selayaknya menjadikan sebuah budaya bukan hanya tradisi milik orang-orang tua atau hal yang kuno saja. Tapi, melalui sikap atau perilaku ketimuran dan keislaman itulah budaya bangsa. “Ke Jepang nih, pasti punya teman baru, maka kenalkan Indonesia melalui diri dan perilaku kita,” katanya saat ditemui PWMU.CO di sela gladi resik.
Peraih medali perunggu pada HIMSO tingkat nasional itu menjelaskan kalau karakter orang Jepang adalah pekerja keras dan fokus pada pekerjaaan (sibuk banget) bahkan sampai lupa diri. Lain halnya dengan budaya Indonesia, dengan budaya ketimurannya yakni bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas, dan tetap memperhatikan kebutuhan diri seperti beribadah, meng-upgrade diri dan bersikap toleransi terhadap sesama.
“Dengan menampilkan enam ragam tarian Nusantara, itu secara tidak langsung juga mengirim message kepada diri sendiri dan siswa Jepang bahwa indahnya bertoleransi dengan perbedaan budaya yang ada,” jelasnya.
Sementara itu, Nicholas Rahmatullah Akbar menyampaikan berlatih kemandirian dan kedisplinan menjadi penting sebelum nanti belajar bersama siswa Minami Gakuen Gimu Kyoiku School di Jepang menjadi pengalaman yang berharga.
“Saya berharap nanti orang Jepang pastinya melihat kostum tarian nusantara, wow gitu cantik dan beragam. Maka harus dipersiapkan dengan baik dan tidak ada yang tertinggal,” katanya.
Siswa yang pernah ke Jepang pada bulan Desember 2017 silam itu menyampaikan, dengan belajar kemandirian dalam mempersiapkan kebutuhan diri, tahu apa yang harus dilakukan itu semua menjadi hal yang penting saat di Jepang nanti.
Nicho, biasa ia dipanggil, menyampaikan budaya Indonesia sama beragamnya dengan kebudayaan Jepang. Namun, Indonesia memiliki beragam ras, suku dan kepribadian di setiap daerahnya. “Ini unik, maka harus bangga dengan Indonesia dan meski dipersiapkan dengan sebaiknya,” katanya.
Pada latihan yang dilaksanakan pada H-3 hari dari waktu pemberangkatan ini siswa banyak berlatih tentang bagaiman cara memakai kostum secara mandiri dalam durasi waktu tertentu, cara melipat pakaian dan merapikannya serta memperhatikan kebutuhan diri sekecil apapun termasuk asesorisnya.(*)
Kontributor Anis Shofatun. Editor Mohammad Nurfatoni.