PWMU.CO – Sepuluh penari dan 16 pemusik dari SD Muhammadiyah 2 Bali tampil memukau di hadapan peserta pembukan ME Award 2019 di Dome UMM, Sabtu (21/9/19).
Penari Janger mengenakan kostum kuning keemasan yang dipadukan dengan warna merah. Sementara pemusik yang membawakan lagu Jamrud Katulistiwa mengenakan kostum merah. Ke-26 siswa kelas IV-VI itu begitu kompak dalam harmonisasi gitar, drum, dan biola.
“Kalau tari butuh waktu satu pekan dalam latihan, sedangkan untuk padukan musik dan tarian kurang lebih butuh tiga pekan untuk proses menyelaraskan,” ujar Yudo Purnomo pelatih sekaligus aransemen musik saat diwawancarai PWMU.CO usai acara.
Menurut Yudo anak-anak yang ikut Gita Muda Harmoni ini sudah miliki talenta tari dan musik sehingga tidak terlalu sulit dan lama dalam mengharmonikan tari dan musik.
Hal senada disampaikan Didik Budianto perwakilan wali siswa yang turut mendampingi selama di Malang. Menurutnya, siswa yang ikut mengisi acara di ME Award ini memang sudah miliki kemampuan musik dan tari.
“Mengisi ME Award ini sudah kedua kali. Tahun 2017 SDM 2 Bali sudah pernah tampil. Pada tampilan kali ini kami membawakan Tari Janger, tarian khas Bali. Masing-masing siswa sudah miliki talenta, baik tari maupun musik,” paparnya.
Didik mengatakan tampilan ini live sehingga 16 pemusik harus benar-benar fokus dan konsentrasi penuh. Tidak boleh ada kesalahan. Di sinilah, lanjutnya, semua pemain harus pahan dan mengerti tugasnya.
Anandika Pratama Putra, pemain drum, saat ditemui usai performance mengatakan bangga bisa berperan serta dalam memeriahkan ME Award 2019.
Cowok yang duduk di bangku kelas IV ini tidak perlu waktu lama dalam memainkan alat musik drum karena sejak TK sudah ikut les drum. Hal inilah yang memudahkan dalam tampilan lagu Jamrud Katulistiwa dan Tari Janger.
“Grogi cuma awal saja saat mau tampil, tetapi kala tampil sudah tidak lagi, ” ujarnya.
Setelah tampil kurang lebih 10 menit, pada akhir sesi ketiga penanyi langsung menggaet Prof Dr Baedowi dan Arbaiyah Yusuf MA di panggung dengan membawa karangan bunga. (*)
Kontributor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post