• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Muktamar Muhammadiyah dan Nama-Nama Ketua Terpilih

Senin 23 September 2019 | 19:34
in Headline, Kolom
0
4.7k
SHARES
4.8k
VIEWS
Muktamar Muhammadiyah memiliki nama yang berbeda dari masa ke masa. Inilah nama-nama ketua yang terpilih: dari KH Ahmad Dahlan hingga Prof Haedar Nashir
Nadjib Hamid (Aan/PWMU.CO)

Muktamar Muhammadiyah memiliki nama yang berbeda dari masa ke masa. Inilah nama-nama ketua yang terpilih: dari KH Ahmad Dahlan hingga Prof Haedar Nashir.

PWMU.CO – Pada tanggal 1-5 Mei 2020, Muhammadiyah menggelar Muktamar ke-48, di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Meski sudah ke-48, ternyata masih sering ada yang menanyakan tentang sejarah penggunaan istilah Muktamar.

Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi di dalam ormas Islam bersimbol matahari ini. Agenda utama yang dibicarakan adalah laporan pertanggungjawaban kepemimpinan selama seperiode, penyusunan program periode berikutnya, pemilihan pimpinan, dan menyikapi berbagai perkembangan aktual.

Terkait penggunaan istilah Muktamar, terdapat informasi penting dari lampiran buku kecil Muhammadiyah Abad XV Hijriyah: 70 Langkah ke Depan, karya Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang sangat legendaris, KH AR Fahruddin, yang terbit pertama pada September 1985.

Judul lampirannya pun sangat sederhana: Untuk Pengetahuan Para Anggota. Berupa tabel yang berisi daftar nama permusyawaratan, tahun dan tempat penyelanggaraannya. Karena terbit pada 1985, isinya hanya sampai Muktamar ke-41, di Surakarta. Dalam lampiran kedua, disebutkan nama-nama Ketua (baca: Ketua Umum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah hingga Muktamar ke-41.

Sebagian sumber tulisan ini, diambil dari lampiran buku tersebut. Sisanya, dari pengalaman beberapa kali mengikuti perhelatan akbar tersebut, yaitu Muktamar ke-40 di Surabaya hingga ke-47 di Makassar.

Baca Juga:  Din: Pemerintah Harus Protes China

Dari Muktamar ke Muktamar

Sejak 1912 hingga 1925, istilah yang dipakai adalah Rapat Tahunan. Tempat penyelenggaraannya, semua di kota kelahiran, Yogyakarta. Yakni I (1912), II (1913), III (1914), IV (1915), V (1916), VI (1917), VII (1918), VIII (1919), IX (1920), X (1921), XI (1922), XII (1923), XIII (1924), dan XIV (1925).

Selanjutnya, berubah menjadi Kongres Tahunan. Istilah tersebut hanya digunakan dua kali. Yakni Kongres Tahunan XV (1926) di Surabaya, dan Kongres Tahunan XVI (1927) di Pekalongan.

Pada 1928, berubah lagi menjadi Kongres Besar Tahunan (ke-17), di Yogyakarta; Ke-18 (1929) di Surakarta; ke-19 (1930) di Minangkabau; Ke-20 (1931) di Yogyakarta; Ke-21 (1932) di Makassar; Ke-22 (1933) di Semarang; Ke-23 (1934) di Yogyakarta; Ke-24 (1935) di Banjarmasin; Ke-25 (1936) di Jakarta; Ke-26 (1937) di Yogyakarta; Ke-27 (1938) di Malang; Ke-28 (1939) di Medan; Ke-29 (1940) di Yogyakarta; Ke-30 (1941) di Purwokerto.

Pada 1944, jelang kemerdekaan Republik Indonesia (RI), berubah menjadi Muktamar Dlarurat, yang berlangsung di Yogyakarta. Kemudian Silaturrahmi se-Jawa tahun 1946, juga dilaksanakan di kota kelahirannya.

Penggunaan istilah Muktamar, baru dimulai pada 1950. Yakni ketika organisasi yang didirikan KH Ahamad Dahlan ini menggelar permusyawaratan tertinggi ke-31, di Yogyakarta. Seterusnya, Muktamar ke-32 (1953), di Purwokerto; Ke-33 (1956) di Palembang; Ke-34 (1959) di Yogyakarta; Ke-35 (1962) di Jakarta; Ke-36 (1965) di Bandung; Ke-37 (1968) di Yogyakarta; Ke-38 (1971) di Ujung Pandang (Makassar); ke-39 (1974) di Padang; Ke-40 (1978) di Surabaya.

Baca Juga:  Kisah Perjuangan Dua Guru 'Menghidupkan' Kembali KH Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah di Wringinanom

Pada Muktamar ke-41 di Surakarta, pelaksanaannya agak terlambat (1985), gara-gara ada kebijakan pemerintah yang mewajibkan semua orsospol harus menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas, yang menimbulkan eskalasi politik yang meningkat.

Setelah itu, pelaksanaan Muktamar kembali normal setiap lima tahunan, yaitu Muktamar ke-42 (1990) di Yogyakarta; Ke-43 (1995) di Aceh; Ke-44 (2000) di Jakarta; Ke-45 (2005) di Malang; Ke-46 (2010) di Yogyakarta. Terakhir, ke-47 (2015) di Makassar.

Nama Ketua Muhammadiyah dari Masa ke Masa

Sejak Rapat Tahunan pertama (1912) hingga keduabelas (1923), KH Ahmad Dahlan selalu terpilih sebagai ketua. Setelah wafat, digantikan KH Ibrahim hingga tahun 1932; KH Hisyam (1932-1936); KH Mas Mansur (1936-1942); Ki Bagus Hadikusumo (1942-1953); Buya AR Sutan Mansur (1953-1959); KH M. Yusnus Anis (1959-1962); KH Ahmad Badawi (1962-1968).

Ketika Muktamar ke-37 (1968) di Yogyakarta, mantan Menteri Agama KH Faqih Usman terpilih sebagai Ketua. Namun baru sepekan menjabat (27 Sept-3 Oktober 1968), beliau wafat. Lantas digantikan KH AR Fahruddin hingga 1990. Kemudian KH Azhar Basyir (1990-1995). Namun, setahun sebelum berakhir masa jabatan, beliau wafat (28 Juni 1994). Lalu digantikan oleh Prof Dr M. Amien Rais.

Baca Juga:  H Sutikno, Puisi "Menunggu Giliran" seperti Firasat Wafatnya

Dalam Muktamar ke-43 di Aceh tahun 1995, Prof Dr M. Amien Rais terpilih untuk periode 1995-2000. Tapi karena pada 1998 tokoh reformasi itu mendirikan dan menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), maka posisi Ketua PP Muhammadiyah digantikan oleh Prof Dr Achmad Syafii Maarif, hingga tahun 2000. Buya mendapat amanah yang sama untuk periode berikut (2000-2005), di Muktamar Jakarta (2000).

Selanjutnya, bersamaan dengan terpilihnya Prof Dr M. Din Syamsuddin di Muktamar Malang untuk periode 2005-2010, jabatan ketua berubah menjadi ketua umum. Din terpilih kembali sebagai ketua umum (2010-2015), dalam Muktamar ke-46 di Yogyakarta (2010). Pada Muktamar ke-47 di Makassar, terpilih sebagai ketua umum periode 2015-2020, Dr Haedar Nashir. (*)

Kolom oleh Nadjib Hamid, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.

Tags: AR FakhruddinBuya Syafii MaarifDin SyamsuddinKH Ahmad DahlanKH AR FachruddinM Amien RaisMuhammadiyahMuktamarMuktamar MuhammadiyahMuktamar Muhammadiyah ke-48Nadjib Hamid
Share1869SendTweet1168

Related Posts

Dua Catatan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah atas Laporan Komnas HAM
Kabar

Dua Catatan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah atas Laporan Komnas HAM

Senin 18 Januari 2021 | 21:47
1.1k
Syekh Ali Jaber Wafat, Ini Kesan Din Syamsuddin
Kabar

Syekh Ali Jaber Wafat, Ini Kesan Din Syamsuddin

Kamis 14 Januari 2021 | 13:15
7.3k
Presidium KAMI: Indonesia dalam Bahaya
Kabar

Presidium KAMI: Indonesia dalam Bahaya

Selasa 12 Januari 2021 | 14:06
9.7k
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah
Kolom

KH Ahmad Dahlan Radikal Versi Hatta

Sabtu 9 Januari 2021 | 06:37
597
KH Hisyam, Pemimpin Muhammadiyah yang Fenomenal meski Tak Terkenal
Featured

KH Hisyam, Pemimpin Muhammadiyah yang Fenomenal meski Tak Terkenal

Rabu 6 Januari 2021 | 13:21
2.2k
Kabar

Kisah Perjodohan Din Syamsuddin dengan Cucu Pendiri Pondok Gontor

Minggu 3 Januari 2021 | 19:11
7.6k
Next Post
Spemdalas Ikuti Lomba Perpustakaan, Ini Komentar Para Juri saat Visitasi

Spemdalas Ikuti Lomba Perpustakaan, Ini Komentar Para Juri saat Visitasi

Rumah Akurat Guru SD Berlian School Dapat Special Award

Rumah Akurat Guru SD Berlian School Dapat Special Award

Tim Pocil SD Mugeb Berhasil Ukir Prestasi di Lomba Tingkat Provinsi Jatim

Tim Pocil SD Mugeb Berhasil Ukir Prestasi di Lomba Tingkat Provinsi Jatim

Kebanggaan Siswa Spemdalas Ini Diajak Diskusi Khusus dengan Rektor Tsukuba Gakuin University

Kebanggaan Siswa Spemdalas Ini Diajak Diskusi Khusus dengan Rektor Tsukuba Gakuin University

Media Santan Bisa Tingkatkan Hasil Belajar Bangun Ruang, Juara I PTK dari Mudipat Surabaya, Ini Daftar Pemenang

Media Santan Bisa Tingkatkan Hasil Belajar Bangun Ruang, Juara I PTK dari Mudipat Surabaya, Ini Daftar Pemenang

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
660

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
199

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
371

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more
Keutamaan Amalan Nabi Daud
Ngaji Hadits

Keutamaan Amalan Nabi Daud

Jumat 25 Desember 2020 | 06:26
456

Keutamaan Amalan Nabi Daud (Ilustrasi freepik.com) Keutamaan Amalan Nabi Daud ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more

Berita Terkini

Dua Catatan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah atas Laporan Komnas HAM

Dua Catatan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah atas Laporan Komnas HAM

Senin 18 Januari 2021 | 21:47
Guru besar UMY

Guru Besar UMY Jadi Ketua KY, Ini Pesan Haedar Nashir

Senin 18 Januari 2021 | 20:15
Ramanda Tauhid Wafat, HW Jatim Kembali Kehilangan Tokohnya

Ramanda Tauhid Wafat, HW Jatim Kembali Kehilangan Tokohnya

Senin 18 Januari 2021 | 19:57
Kritik Pemerintah, Busyro Muqqodas: Muhammadiyah Jangan Dianggap Musuh

Kritik Pemerintah, Busyro Muqqodas: Muhammadiyah Jangan Dianggap Musuh

Senin 18 Januari 2021 | 16:51
Dua Arus Pemikiran di Muhammadiyah

Dua Arus Pemikiran di Muhammadiyah

Senin 18 Januari 2021 | 15:40
Lomba Resensi E-book Smamsatu, Ini Pemenangnya

Lomba Resensi E-book Smamsatu, Ini Pemenangnya

Senin 18 Januari 2021 | 14:34
Tanggapan Muhammadiyah atas Hasil Investigasi Komnas HAM tentang Tewasnya Anggota FPI

Tanggapan Muhammadiyah atas Hasil Investigasi Komnas HAM tentang Tewasnya Anggota FPI

Senin 18 Januari 2021 | 14:16
Dr Adriani Kadir

Dr Adriani Kadir, Pimpinan Aisyiyah Itu Wafat saat Gempa Mamuju Mengguncang

Senin 18 Januari 2021 | 10:30
Muhammadiyah Kirim Tim Medis ke Mamuju

Muhammadiyah Kirim Tim Medis ke Mamuju

Senin 18 Januari 2021 | 10:29
Risma lagi

Risma Lagi, Gaduh Lagi

Senin 18 Januari 2021 | 08:18

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    434814 shares
    Share 173926 Tweet 108704
  • Tiga Peristiwa Ini Tunjukkan Siapa Sebenarnya Syekh Ali Jaber

    21733 shares
    Share 8693 Tweet 5433
  • Kritik Pemerintah, Busyro Muqqodas: Muhammadiyah Jangan Dianggap Musuh

    3626 shares
    Share 1450 Tweet 907
  • Bantuan Gempa Mamuju Berdatangan

    3558 shares
    Share 1423 Tweet 890
  • Dr Adriani Kadir, Pimpinan Aisyiyah Itu Wafat saat Gempa Mamuju Mengguncang

    3056 shares
    Share 1222 Tweet 764
  • Tanggapan Muhammadiyah atas Hasil Investigasi Komnas HAM tentang Tewasnya Anggota FPI

    3011 shares
    Share 1204 Tweet 753
  • Muhammadiyah Bantu Banjir Kalimantan Selatan

    2879 shares
    Share 1152 Tweet 720
  • Risma Lagi, Gaduh Lagi

    1769 shares
    Share 708 Tweet 442
  • Guru Besar UMY Jadi Ketua KY, Ini Pesan Haedar Nashir

    1679 shares
    Share 672 Tweet 420
  • Bencana Bertubi-tubi dan Lima Kesadaran Spiritual

    1804 shares
    Share 722 Tweet 451
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 081233867797
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama