PWMU.CO – Sebanyak 26 siswa Kelas VI International Class Program (ICP) SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) mengikuti ujian akhir Cambridge Primary Checkpoint Test di Hotel Pelangi, Malang.
Agung Yulianto Seno Pribadi SPd, Exam Officer Centre ID 110 Yayasan Badan Pengembangan Laboratorium Pendidikan (BPLP) Universitas Negeri Malang (UM) menjelaskan, ujian ini digelar selama tiga hari, Senin-Rabu (7-9/10/19).
“Hari pertama, Senin, dengan mata uji English as Second Language. Hari Selasa dengan mata uji Mathematics. Dan hari ketiga, Rabu dengan mata uji Science,” tutur
Dia menjelaskan, jumlah siswa yang mengikuti ujian jenjang SD atau primary tahun ini ada 198 siswa dari 7 sekolah. Termasuk di dalamnya ada SD Muhammadiyah Manyar dan SD Muhammadiyah Ikrom Wage Sidoarjo, yang keduanya merupakan sekolah mitra Yayasan BPLP UM.
Sementara itu Penanggung Jawab ICP SDMM Pradhita Eka Putri SPd membeberkan upaya yang sudah dilakukan guru pembina dan siswa dalam belajar.
“Para guru pembina sudah merencanakan dan melaksanakan pembinaan untuk membekali siswa agar siap menghadapi Cambridge Checkpoint Test ini di sekolah. Bahkan saat di Malang pun masih dilakukan bimbingan untuk para siswa ICP,” jelasnya.
Para siswa, sambungnya, juga semangat dan fokus dalam belajar materi Cambridge Checkpoint Test. “Semoga siswa kelas VI ICP SDMM bisa menghadapi ujian dengan baik dan memperoleh hasil yang optimal,” harapnya.
Menanggapi pelaksanaan mata uji hari pertama, Callista Sella Asty Jenar, salah satu siswa ICP SDMM, menyampaikan pengalamannya. “When we do an English examination, we have a little bit difficulties. Especially listening on third paper. Because the sound is not too clear and the dialog is too fast. But for the first and second paper about reading and writing are easier,” paparnya.
Dia menjelaskan, saat mengerjakan ujian Bahasa Inggris dia sedikit mengalami kesulitan pada aspek mendengarkan. Penyebabnya, suaranya yang kurang jelas dan percakapannya yang terlalu cepat. Tetapi untuk aspek membaca dan menulis lebih mudah. (*)
Kontributor M Fadloli Aziz. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post