PWMU.CO – Kepedulian terhadap anak membuat Aisyiyah tergerak, terutama dalam cara mendidik dan mengantisipasi munculnya kasus-kasus yang melibatkan anak. Dalam momentum peringatan Milad (ulang tahun, red) Aisyiyah ke-102, Sabtu (25/6) kemarin, Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Talun, Kabupaten Blitar menyelenggarakan kajian yang bertemakan “Gerakan Perlindungan Anak dan Penguatan Keluarga Menuju Generasi Bangsa yang Berkemajuan”.
Ketua PCM Talun Luqman dalam sambutannya mengaku bangga terhadap Aisyiyah. Karena banyak melakukan kegiatan inovatif dan inspiratif, serta trobosan dalam masalah keumatan. ”Bentuk kegiatan nyata seperti kita rasakan saat ini contohnya. Persoalan anak harus dipecahkan bersama dan perlunya kerjasama dari semua pihak,” paparnya.
(Baca: 5 Cara Emas Mendidik Anak Menurut Imam Al-Ghozali dan Cara Nyai Ahmad Dahlan Mendidik Anak)
Sementara itu Ketua PDA Kabupaten Blitar Siti Maryam menerangan persoalan sekaligus tantangan tersendiri yang kini di hadapi ibu secara global, yakni perkembangan teknologi informasi. Dimana itu menjadikan anak-anak kita aktif dan seolah hidup di dunia maya. Untuk itu, Maryam mengingatkan agar ibu-ibu Aisyiyah bisa cerdas dalam menyikapi perkembangan tekhnologi itu. Sehingga perilaku anak bisa terkontrol dan kenakalan anak bisa kita tekan.
“Sumber permasalahan anak dewasa ini begitu kompleks. Maka ibu-ibu Aisyiyah harus cerdas dan bijak dalam menyikapinya. Jangan manjakan anak-anak kita sebagai raja, terutama di usia 1-7 tahun. Kemudian pada usia 7-14, anak jangan dikekang seperti tahanan perang,” tuturnya.
Untuk itu, Maryam menegaskan diperlukan pengenalan dan penanaman peraturan itu sendiri, baik perintah maupun larangan. Misalanya biasakan anak ketok pintu dan mengucapkan salam sebelum masuk rumah. Biasakan anak bangun subuh dan larang anak untuk pulang malam, serta banyak lagi lainnya.
(Baca: Ini Pesan Pak AR: Cara Menasehati Istri dan Anak dan Bagoes Ajari Cara Mendidik Anak)
”Jadikan anak-anak sebagai sahabat ibu dan juga teman paling dekat. Untuk itu, Ibu harus bisa jadi tempat curhat dan sahabat bagi anak-anaknya. Ibu-ibu Aisyiyah harus mampu untuk mencerdaskan anak-anak Indonesia,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Maryam juga menjelaskan kewajiban kita untuk menyantuni anak yatim. Tidak hanya kepada anak yang telah ditinggal mati orang tuanya saja, tetapi anak terlantar dan juga anak jalanan wajib untuk disantuni. Itu sesuai dengan pemahaman surat lugman (12-19). (elha/aan)