![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2019/10/IMG_20191010_114949_917-1.jpg?resize=1024%2C634&ssl=1)
PWMU.CO – Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim KH Abdul Basith LC MAg mengatakan, di pesantren para santri bertugas memperdalam ilmu agama. Ketika lulus mereka bisa mengembangkan dakwah Islam dan menjadi suri tauladan bagi keluarga dan masyarakat.
Pernyataan itu dia sampaikan dalam Workshop Pesantren Sehat Berkemajuan bertema Mewujudkan Pondok Pesantren Sehat Berkemajuan: Sehat Santrinya, Kuat Bangsanya di Pondok Pesantren Muhammadiyah Modern Paciran, Kabupaten Lamongan, Selasa-Kamis (8-10/10/19). Kegiatan itu juga diikuti Pondok Pesantren Karangasem dan Pondok Pesantren Al Islah Sedangagung.
Ustadz Basith berharap para santri betul-betul mendapat bekal yang komprehensif, sehingga bisa menjadi pencerah bagi keluarga dan masyarakat.
Di pesantren, sambungnya, para santri sudah dibekali dengan keilmuan agama. Lalu di sisi lain harus mengamodasi program dari Dinas Kesehatan. “Bahwa santri juga harus ngerti ilmu kesehatan dan ternyata itu terdapat dalam Alquran yang sudah terakomodasi semuanya,” terangnya.
Dia menegakskan, program kesehatan ini penting diperhatikan jika kita betul-betul kita ingin menjadikan generasi ke depan yang kuat. “Baik badannya maupun jiwanya,” terang Basith.
Dia menyampaikan, LP2 Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat ini sedang menyusun panduan kesehatan sehingga apa yang diharapkan pemerintah tentang kesehatan itu, pesantren juga merespon.
“Di samping kita membuat panduan pengelolaan pesantren, kami juga membuat panduan khusus budaya pesantren yang di dalamnya adalah budaya sehat,” ungkapnya.
Dengan panduan kesehatan dan budaya pesantren itu, lanjutnya, diharapkan pesantren mempunyai perhatian khusus, walaupun di dalam agama sudah dibahas luas.
Menurut Basith, saat ini perhatian di sektor kesehatan ini kurang. “Sehingga pesantren nanti dinilai berkemajuan salah satunya dievaluasi tentang kesehatan, di antaranya kebersihan pesantren,” jelasnnya.
Karena itu, Basith mengemukakan, workshop ini adalah langkah awal bagaimana untuk menghilankan stigma kumuh pesantren. “Sehingga pesantren bisa bersaing dengan lembaga-lembaga lain yang kemudian akan dikesankan bahwa pesantren sekarang dari sisi agama kuat dan dari sisi duniawi kuat,” jelasnya. Basith menambahkan, ini semua dilakukan demi ikut serta mewujudkan cita-cita bangsa yang kuat, sehat, dan berilmu.
“Workshop ini dimaksudkan agar peserta yang ditraining nantinya bisa menjadi trainer sehingga nanti bisa kembali bisa menyalurkan ilmunya ke pesantren masing-masing,” harapnya. (*)
Kontributor Slamet Hariadi. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post