
PWMU.CO – Pengajar tematik kelas I-VI SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) berkumpul untuk mengikuti kegiatan In House Training (IHT), Sabtu (12/10/19).
Pertemuan ini merupakan kali pertama IHT dilaksanakan di tahun pelajaran 2019/2020 dengan materi Trik Mengajar Bahasa Indonesia dalam Tematik.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Erna Ahmad MPd menyatakan IHT ini penting untuk dilaksanakan. “Sebagai penguatan dan refreshment terkait teknik PBM mapel tertentu karena teacher-nya memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda,” terangnya.
Pelaksanaan IHT dibagi menjadi dua kelompok dan bertempat di lokasi yang berbeda. Kelompok kelas I-III bertempat di ruang kelas VI Bilal bin Rabbah dengan pemateri Ustadzah Fidyah Izzul Islami SPd dan Ustadzah Mar’atus Sholichah SPd.
Mar’atus Sholichah menjelaskan, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam mengajar bahasa Indonesia di kelas bawah. “Pertama, perbanyak perbendaharaan kosakata siswa, karena itu merupakan modal awal mereka untuk mengenal bahasa Indonesia,” papar Mar’a, sapaan akrabnya.
Kedua, lanjutnya, kenalkan konsep huruf, kata, dan kalimat. “Dalam pembelajaran tematik kan tidak diajarkan apa itu kata dan kalimat. Tapi siswa langsung diminta untuk berpraktik menyusun huruf menjadi kata dan kata menjadi kalimat. Jadi kita harus tanamkan konsep itu agar siswa tidak bingung, kata dan kalimat itu yang seperti apa sih,” terangnya di hadapan 15 peserta.
Tak hanya itu, sambungnya, siswa juga harus dilatih menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara. “Kita harus gali potensi siswa, kita biasakan mereka mengeluarkan keterampilan berbahasa tersebut sejak dini,” ujarnya.
Sementara itu, di tengah-tengah kegiatan, Fidyah Izzul Islami mengajak peserta IHT menyanyikan lagu Belajar Bahasa Indonesia dengan nada lagu Menanam Jagung untuk membangkitkan semangat para peserta. Semua peserta ikut bernyanyi sambil bertepuk tangan.
Wanita berkacamata ini menekankan pentingnya literasi. “Yang pertama dan utama adalah literasi. Dan itu harus dimulai dari diri kita sendiri, jangan sampai kita menggiatkan literasi pada siswa tapi kita sendiri belum,” ujarnya.
Fidyah kemudian membagikan cara menanamkan literasi pada siswanya. “Sebelum mengajar, saya biasanya mengajak anak-anak membaca selama 15 menit, satu anak membaca satu kalimat sementara yang lain menyimak,” ungkapnya.
Dalam pembelajaran anak SD, sambungnya, guru harus kreatif meyusun permainan agar siswa tertarik untuk belajar. “Bermain game Pak Polisi, yaitu menyebutkan kosa kata tentang tema tertentu secara bergantian, bermain peran, memodifikasi materi menjadi lagu juga bisa dilakukan,” ujarnya.
Dia menegaskan, nantinya IHT ini akan dilaksanakan secara berkala. “Harapannya PBM lebih optimal dan berkembang dan juga agar tidak terjadi miskonsepsi dalam setiap penanaman konsep kepada siswa,” ujarnya.
Dia menelaskan, IHT ini akan dilaksanakan secara berkala agar tujuan kegiatan ini bisa tercapai. “Harapannya PBM lebih optimal dan berkembang dan juga agar tidak terjadi miskonsepsi dalam setiap penanaman konsep kepada siswa,” kata Erna. (*)
Kontributor Mar’atus Sholichah. Editor Mohammad Nurfatoni.