
PWMU.CO – Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang begitu pesat, dengan sisi positif dan negatifnya, menjadikan tantangan dakwah umat Islam semakin hari semakin berat. Untuk menjawab tantangan itu diperlukan peran muballigh-muballigh yang handal.
Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh Muhammadiyah (Lazismu) bersama dengan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) dan Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pamekasan menyelenggarakan Pengajian dan Pemberdayaan Muballigh di Perguruan Muhammadiyah Pamekasan, Sabtu (25/6)
(Baca: 4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Mubaligh Muhammadiyah dan Inilah Tantangan Dakwah yang Harus Dihadapi Generasi Muda)
Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Dr Gazali dalam sambutannya menyampaikan perinsip dakwah Islam berkemajuan salah satunya adalah dengan menggembirakan. Bukan sebaliknya malah menakut-nakuti dan menyudutkan pihak. ”Berdakwa itu harus dengan ikhlas dan gembir. Karena Islam adalah agama rahmatan lil alamin,”katanya.
Sementara itu Ketua PDM Pamekasan Daeng Ali Taufik SKM MM menekankan pentingnya peningkatan intensitas dalam kajian-kajian ke-Islaman. Karena kedepan tantangan dakwah yang dihadapi umat Islam akan semakin berat. Itu juga berlaku untuk Muhammadiyah. Maka dari itu, lanjut Daeng Ali, diperlukan kerja sama dari banyak pihak, baik di tataran internal Muhammadiyah maupun dengan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam lainnya.
”Dengan tantangan dakwah semakin berat. Maka diperlukan peran serta muballigh-muballigh yang cerdas dan solutif untuk bisa mengahadapi tantangan dakwah dan untuk terus menggaungkan syiar dakwah Islam yang berkemajuan,” ujarnya.
(Baca: Dakwah Itu Harus Padukan Pemikiran dan Tindakan Nyata dan 4 Tantangan Keberagamaan Era Kontemporer)
Dalam pengajian dan Pemberdayaan Muballigh kali ini, dihadirkan narasumber yang merupakan dosen STAIN Pamekasan Dr Abd. Mukti Thabrani. Dalam kesempatan itu, Thabrani memaparkan seorang muballigh harus betul-betul handal atau master dibidang agama. Ia harus mampu menguasai materi secara utuh dan keseluruhan.
”Apa yang disampaikan seorang muballigh harus betul-betul bisa mengena dan mampu memberikan manfaat. Jangan sampai seorang muballigh dalam menyampaikan sesuatu, terutama saat mengisi ceramah agama, tanpa mengedepankan aspek pengusaan Ilmu,” imbuhnya.
(Baca: Dakwah Muhammadiyah Tak Boleh Dininabobokkan Masa Lalu)
Dalam kesempatan yang sama Direktur Lazismu Pamekasan Khoirul mengatakan acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menjalin silaturrahim antar muballigh Muhammadiyah. Selain itu juga sebagai media berbagi dan terpenting adalah untuk menambah Ilmu. ”Semoga dari kegiatan ini mampu memberikan pemahaman tentang bagaimana cara berdakwah yang solutif dan berkemajuan,” harapanya. (aan)
Discussion about this post