PWMU.CO – “Penyimpangan Seksual: Takdir ataukah Penyakit?” Tema menarik itu dikupas oleh dr Aisha Dahlan dalam Pengajian Malam yang diselenggrakan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Cabang Gresik di Masjid At Taqwa Kompleks Perguruan Muhammadiyah Gresik, Rabu (23/10/19).
Menurut dia, segala jenis penyimpangan seksual akan bermuara pada penyakit HIV/AIDS. “Penyakit itu tidak dapat disembuhkan. Obatnya hanya untuk menidurkan virus HIV. Harganya sangat mahal sekitar Rp 3.000.000/bulan dengan stok yang cukup terbatas,” jelas alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar itu.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Jika terserang AIDS, maka sistem kekebalabn tubuh manusia akan lumpuh sehingga tidak bisa melawan infeksi yang menyerangnya.
“Virus ialah mikroorganisme yang bersifat parasit dan menyerang sel tubuh melalui pembuluh darah. Ia dapat berfragmentasi (berkembang biak) dengan sangat cepat. Sehingga sulit dikendalikan,” terang peraih penghargaan “Indihome Inspiring Woman Award” yang digelar oleh Telkom Indonesia tahun 2014. “Virus HIV itu matinya ya saat kiamat nanti.”
Selain karena penyimpangan seksual, Ketua Asosiasi Rehabilitasi Sosial Narkoba Indonesia (AIRI) sejak ini juga menjelaskan bahaya narkoba. “Cara penularan HIV bisa melalui transfusi darah, hubungan seksual, dan narkoba,” ungkap Staf Ahli Kalakhar BNN, Bidang Terapi dan Rehabilitasi itu.
Ibu lima anak itu lalu menerangkan ciri-ciri pengguna narkoba dengan beberapa peragaan dari anggota timnya.
Berkaitan dengan ibu hamil, alumnus Program Profesi Dokter Universitas Gadjah Mada ini menerangkan, konsumsi makanan dan perilaku ibu pada masa kehamilan sangat rentan mempengaruhi janin yang dikandung.
“Yang terpenting pada saat hamil ialah jaga gizi makanannya, kurangi konsumsi sumber hormon estrogen progesteron seperti ayam broiler dan pil KB serta selalu jaga perasaan agar tetap bahagia,” pesannya.
Mengenai jenis kelamin bayi, dia menguraikan kromosom tubuh manusia awalnya adalah X (perempuan). “Pada usia janin 8 hingga 10 pekan (sekitar 2 bulan) baru akan terlihat jenis kelamin meskipun masih samar,” jelas koordinator Terapis Holistik Klinik Sunter Medical Center ini.
Jika yang berkembang adalah kromosom X, lanjutnya, maka dominan perempuan sifatnya. Begitupun sebaliknya jika kromosom Y yang berkembang maka dominan sifat laki-lakinya.
Dengan penjelasan itu dia ingin menjelaskan bahwa penyimpangan jenis kelamin bisa dideteksi sejak dini saat janin dalam kandungan ibu. “Jadi bukan merupakan takdir, tapi lebih ke penyakit,” ujarnya. Dan itu, menurut dia, sangat dipengaruhi kandungan gizi yang dikonsumsi ibu hamil.
Pengajian yang dimulai pukul 19.00 WIB ini berhasil menyedot perhatian sekitar 250 peserta. “Alhamdulillah, meskipun waktu persiapan cukup sempit namun cukup banyak peserta yang hadir,” ungkap Mohammad Soni Setiawan Toro, Ketua AMM Cabang Gresik.
Ia menjelaskan anggota AMM Cabang Gresik terdiri dari Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah, dan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
“Pemilihan tema pengajian adalah hasil rapat bersama teman-teman AMM Cabang Gresik”, lanjut pria yang juga Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Gresik ini.
Antusiasme peserta sangat tinggi terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan pada dr Aisha malam itu.
Pada akhir acara panitia memberikan cindera mata berupa damar kurung—seni khas Gresik—dan buku karya aktivis Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur berjudul Para Perempuan Muda.
“Alhamdulillah, semoga bisa kembali lagi ke Gresik,” ucap perempuan murah senyum itu mengakhiri pengajian. (*)
Kontributor Mardliyatul Faizun. Editor Mohammad Nurfatoni.