PWMU.CO – Kontributor PWMU.CO dari SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik mengadakan rapat sinergi dengan Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni, di Ruang Inovatif School Smamsatu, Jumat (26/11/19).
Rapat dihadiri oleh Ria Desi Kurnianingrum SS (Kordinator SDM), M Ali Syafaat SPd, (Staf Humas Bidang Publikasi), Estu Rahayu SAg (Guru Baca Tulis Alquran), Wiwit Dwi Wahyu SHum (Kordinator Web), Mardiyatul Faizun (Sekretaris Eksekutif Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik), dan Ria Fina Wijaya SSi (Staff Administrasi PPDB).
Dipimpin oleh Kepala Bidang Marketing, Networking, dan Publikasi Smamsatu Dewi Muzdalifah, rapat membahas pentingya penguatan penulisan berita di internet. “Memasuki era digital, maka salah satu ikhtiar kita bersama adalah mengenalkan Muhammadiyah melalui media sosial, karena dengan itu kita bisa menjangkau semua pihak tanpa terhalang oleh jarak dan waktu,” ujarnya.
Dia mengundang Fatoni, sapaan Mohammad Nurfatoni, untuk memberikan dorongan semangat pada para kontributor—sebutan relawan atau jurnalis warga PWMU.CO—agar semakin semangat memberitakan kegiatan menarik dan inspiratif di Smamsatu.
Fatoni membuka pembicaraan dengan mengatakan, menulis itu secara individual sangat bermanfaat. “Dengan menulis kita selalu dilatih berpikir logis dan sistematis,” ujarnya. Menulis itu, tambahnya, bagian dari ekspresi ketrampilan berbahasa. “Seperti matematika, bahasa terkait erat dengan logika berpikir jernih.”
Secara berseloroh Fatoni mengatakan menulis juga bikin sehat dan awet muda. “Itu karena menulis mengajak otak selalu bekerja,” ucapnya.
Selain soal berpikir logis, secara pribadi menulis itu akan mendatangkan ‘barakah-barakah’ hidup. Fatoni lalu menceritakan berbagai barakah yang ia dapat saat menulis. “Saya masuk ke Cakra Print ini gara-gara menulis,” kata dia menceritakan asal muasal kali pertama di perusahaan percetakan itu.
Awalnya dia diminta sang pemilik, untuk menerbitkab sebuah buletin Jumat. Lama-lama dia dipasrahi pekerjaan-pekerjaan lainnya sehingga pada puncaknya kini memperoleh share saham perusahaan.
Tidak hanya itu, dengan menulis yakni menjadi wartawan di PWMU.CO, dia mendapat tugas liputan di China dan kota-kota lainnya di Indonesia. “Percayalah, menulis itu sangat bermanfaat bagi kita, meski mungkin hasilnya baru kita ketahui di kemudian hari,” ujar mantan guru di SMA Muhammadiyah Babat, SMP Arif Rahman Hakim Surabaya, dan SD Hasanuddin Surabaya itu.
Menyinggung manfaat bagi lembaga, pria kelahiran 22 Januari 1969 ini menerangkan, adalah sebuah keharusan bagi sekolah untuk mengambil peran aktif berpromosi di internet atau media sosial. “Ini promosi gratis. Tinggal bagaimana kita aktif memberitakan kegiatan sekolah,” ujarnya.
Aktif up load kegiatan di dunia maya, sambungnya, juga menjadi bagian ikhtiar untuk terus menjaga eksistensi sekolah. Seperti perusahaan-perusahaan besar yang tetap beriklan meskipun sudah sangat terkenal. “Itu agar brand mereka selalu melekat di hati masyarakat,” jelasnya.
Fatoni memiliki istilah menarik bagaimana menjaga eksistnsi nama sekolah di dunia internet. “Di era internet ini jangan sampai kita tenggelam di dasar Google. Artinya nama sekolah sulit jika dicari di mesin pencarian semacam Google, karena beritanya tak viral, bahkan tak ada di internet,” jelasnya.
Karena itu ayah lima anak itu meminta para Kontributor PWMU.CO di Samasatu agar aktif menuliskan berita sekolah untuk internet. “Dan yang tak kalah penting, bagaimana berita tersebut viral di medsos,” harapnya.
Dia mengatakan, sekolah punya potensi besar untuk memviraklan berita-berita yang sudah terbit. “Saya berharap Smamsatu ini bisa menjadi pilot proect bagaimana mevialkan berita di medsos,” ajaknya,
Fatoni berharap setelah berita terbit, semua guru, siswa, bahkan wali siswa, meng-klik berita tersebut, lalu membaca dan membagikannya di medsos. “Dengan dibaca banyak orang, maka sekolah kita semakin dikenal dan lebih dari itu bisa menginspirasi warganet,” jelasnya.
Faton mengakui, di dunia maya, Muhammadiyah masih kalah dengan kelompok dakwah lainnya. Terbukti jika mencari sesuatu, kajian fikih misalnya, di Google, maka yang muncul di halaman awal bukan berita atau gagasan yang diterbitkan oleh media yang berafiliasi ke Muhammadiyah. “Ini yang harus kita perjuangkan,” ajaknya.
Menanggapi usulan pilot project alias proyek percontohan itu, Dewi Muzdalifah berjanji akan menindaklanjutinya. “Sebuah inspirasi pagi ini,” ucapnya. (*)
Penulis Wiwit Dwi Wahyu.