PWMU.CO – Sempat mengalami mental down, Al Uyuna Galuh Cantika, murid kelas X SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo meraih juara pertama lomba Speech pada Olimpiade Ahmad Dahlan (Olymicad) Nasional VI di Universitas Muhammadiyah Semarang, 26-28 Oktober 2019.
Dia menyisihkan 164 peserta lainnya dari SMA dan MA Muhammadiyah seluruh Indonesia. Setiap peserta harus menyiapkan dua jenis Speech yang berbeda. Pada babak penyisihan watunya dua menit. Di babak final lima menit. Penilaian dilakukan oleh tiga juri.
Cantika, keponakan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Prof Dr Muhadjir Effendy MAp ini, sempat mengalami mental down karena di babak penyisihan menempati peringkat tujuh. Dia menangis dan nyaris tidak mau makan.
Namun guru pembimbingnya, Pratiwi Samsugiyarni SPd dengan penuh kasih sayang dan telaten membangkitkan semangatnya lagi. Demikian pula saudara kembarnya, Al Uyuna Galuh Cintania terus mendampingi dan memberi dukungan. Akhirnya, pada Ahad malam Cantika kembali mau berlatih di bawah bimbingan Pratiwi.
Pratiwi melihat, kekurangan Cantika hanya pada kelebihan waktu saat tampil. Untuk itu, pada babak final yang diikuti 15 finalis, ia memperpendek naskahnya tanpa mengurangi esensinya. Strategi ini tepat. Pada saat final, penampilan Cantika persis waktu lomba. Ia meraih total nilai 268 atau rata-rata per item nilai 89,33.
Menurut Cantik—demikian dia akrab dipanggil—ia sebenarnya sangat takut untuk ikut loma Speech karena ini untuk kali pertama. Selama ini yang dia ikuti lomba Story Telling dan sudah beberapa kali juara. Tapi dia tidak berani menolak tugas sekolahnya.
Ia mulai percaya diri setelah mendapat bimbingan Pratiwi. Ia merasa sehati dengan pembimbingnya itu. “Mama Tiwi membina anak saya dengan hati. Tidak sekadar memenuhi tugas dan kewajibannya saja. Saya melihat bagaimana Mama Tiwi menyusun teks speech yang sesuai dengan karakter vokal Cantik. Membangkitkan semangat Cantik saat dia down. Dengan sabar, penuh kasih sayang membina anak saya. Kunci sukses Cantik ini ada pada Mama Tiwi,” ujar ibunda Cantik, Ny Tri Sulistyowati.
“Saya percaya the man behind the gun. Sekalipun anak punya talenta tetapi jika tidak ditangani pembina yang berkompeten, penuh dedikasi, belum tentu hasilnya optimal,” tambahnya.
Menurut Pratiwi, Cantik adalah muridnya yang memiliki kepercayaan tinggi kepada pelatihnya. Dia mau bekerja keras. Semua program yang diberikan dilahapnya. “Pada saat babak penyisihan dia memang masih kurang percaya diri. Masih kurang tenang. Tapi saat final, saya melihat dia jauh lebih tenang. Sejak awal saya yakin, jika dia tampil tenang, dia akan juara,” katanya.
Keikutsertaan Cantik di Olimpicad ini yang kali kedua. Pertama kali di Olimpicad V di Bandar Lampung mewakili sekolahnya, SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Dia bersama timnya menyabet medali perak untuk film indie. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.