
PWMU.CO-Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Muhammadiyah 1-2 Taman Sidoarjo (SD Mumtaz) mengadakan kajian rutin Kamis (7/11/2019). Kajian ini diadakan sebulan sekali setiap Kamis pekan kedua.
Kali ini diikuti 70 wali murid mulai kelas 1-6. Ini merupakan pertemuan kedua yang sudah diawali sejak Oktober 2019. Hadir sebagai pembicara Ustadz AK Muzammil SHi MPd.
Acara bertempat di aula gedung 1 mulai pukul 08.00-09.30. Usai acara disediakan 20 doorprize menarik. Doorprize berisi barang kebutuhan rumah tangga.
Doorprize diberikan kepada undangan yang bertanya, tiga peserta yang hadir lebih awal, dan beberapa kupon doorprize yang sudah tersedia di dalam kotak kue di masing-masing peserta kajian.
Ustadz Muzammil mengawali tausiyahnya sudah disambut tawa oleh wali murid yang mayoritas ibu-ibu. Candaan Ustadz Muzammil diawali dari ucapan salam yang ia sampaikan.
“Ibu-ibu kok jawabnya salam berat sekali ya. Kurang bersemangat. Sudah masak ibu? Apakah belum masak ibu? Apakah masih kepikiran memasak di rumah ibu?,” tanya dia memberondong. Serentak disambut tawa para peserta.
Dikatakan, ibu-ibu boleh masih kepikiran pekerjaan di rumah. Boleh mungkin tadi di rumah sedang bersedih, bahkan sakit hati. ”Tetapi sekarang kebahagiaan ada di sini, di aula SD Mumtaz. Setuju, Ibu?”
Serentak ibu-ibu menjawab,”Setuju…” Diiringi senyuman para peserta.
Tidak sampai di situ. Candaan Ustadz Muzammil masih berlanjut. ”Yang saya hormati ibu-ibu, juga mbah-mbah atau nenek-nenek,” katanya tersenyum sambil menunjuk ke arah ibu yang sudah berumur duduk di pojok baris kedua sebelah kanan.
”Ibu, benar nggih sudah mbah-mbah atau nenek-nenek?”
”Benar, Ustadz,” jawabnya. ”Saya sudah mbah. Punya cucu satu.”
Kemudian Ustadz Muzammil mengajak membuka surat As Saffat ayat 102-108. Dia menyampaikan, ingin meneladani pendidikan ruhani keluarga Nabi Ibrahim as. Biarpun ujian berat dan nyata diberikan Allah swt kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya, tetap sabar dan ikhlas.
”Mari hidup kita dasari dengan keimanan, kesabaran, dan keikhlasan. Seberat apapun ujian diberikan kepada kita, kita harus tetap bersabar,” tuturnya.
Pendidikan paling utama, sambung dia, adalah Madrasatul Ula yaitu keluarga. Bila di lingkungan keluarga orangtua mampu memberikan uswah atau keteladanan yang baik untuk anak-anaknya, maka baik pula akhlak dan budi pekertinya.
” Ibu-ibu sudah tepat memilih pendidikan mulai sekolah dasar di Muhammadiyah. Di sini sudah komplet. Semuanya ada. Jangan kuatir menyekolahkan putra-putrinya di lembaga pendidikan Muhammadiyah,” tuturnya.
Ia mengatakan, jika ingin mencontoh keteladanan pendidikan ruhani sebuah keluarga, jadilah ayah seperti Nabi Ibrahim as yang mempunyai kesabaran yang tinggi. Jadilah ibu seperti Siti Hajar yang mempunyai jiwa ruhani yang sangat kuat. Jadilah anak yang ikhlas seperti Nabi Ismail as.
Dia meminta untuk selalu mendoakan anak-anak di setiap kesempatan. “Robbana hablana min azwajiina wa dzurriyatina qurrota a’yun, waj’alna lilmuttaqiina imamaa,” katanya mengutip surat Al Furqon:74.
Ketua Ikwam Susi Suryani berharap, semoga kajian ini bisa istiqomah dan dapat mempererat tali silaturrahim antar wali murid. (*)
Penulis Arif Yuli Purwanto Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post