PWMU.CO – Pekan Olah Raga (POR) SD/MI Kabupaten Gresik menjadi ajang pembuktian diri bagi siswa yang memiliki minat di bidang olah raga. Salah satu yang berhasil membuktikannya adalah Muhammad Akino Azzura Biyan Hamdi.
Siswa SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik ini berhasil menyabet juara II cabang olah raga tenis meja pada kompetisi POR SD/MI Kabupaten Gresik di SMA Negeri 1 Gresik, Kamis (14/11/19).
Anak ketiga dari empat bersaudara yang akrab disapa Akino tersebut memiliki ketertarikan pada olah raga tenis meja sejak kecil. Nurul Zulchah, sang bunda, mengatakan saat Taman Kanak-Kanak (TK) Akino suka bermain bersama neneknya menggunakan guling sebagai pengganti net. “Jadi mainnya waktu itu sambil duduk di lantai, netnya ya guling itu,” ujarnya.
Bakat Akino di bidang olahraga ternyata menurun dari nenek dan mamanya. “Saya dulu sempat ikut voli sampe ke Kejurda Jatim saat SMP-SMA,” kata Yani, sapaan akrab Nurul Zulchah.
Ketua Ikatan Wali Murid (Ikwam) SDMM
itu mengaku ia lebih mementingkan proses. Selama Akino senang, itu sudah cukup baginya. “Prestasi itu bonus. Alhamdulillah gak gadget minded,” ujar istri Bambang Kurniawan itu.
Setiap kali Akino akan mengikuti kejuaraan tenis meja, orangtuanya selalu memberi dukungan penuh. Menurut Akino, niat, tekad yang bulat, giat berlatih, dan semangat adalah kunci utama jika ingin bisa bermain tenis meja.
“Kalau punya niat dan tekad kuat ingin bisa tenis meja, semua orang pasti bisa. Jangan lupa berlatih dengan giat dan jangan mudah menyerah,” ungkapnya.
Guru pendamping Ema Rohma Hayati mengatakan, Akino telah melawan 6 pemain lain dalam perlombaan tersebut. Ia menjelaskan, 19 peserta se-Kabupaten Gresik dibagi menjadi 7 pool, setiap pool diambil 2 yaitu juara pool dan runner up.
“Setelah itu masuk ke 14 besar dan bertanding lagi jadi 8 besar, lalu semifinal 4 besar, dan akhirnya masuk final. Alhamdulillah Akino juara 2,” paparnya.
Ema juga mengucapkan terima kasih kepada pelatih tenis meja di SDMM Aandra Pornomo Aji Setiawan yang telah melatih anak-anak saat ekstrakurikuler. “Latihan intensif dengan Mas Andra hanya sepekan karena info dari Kecamatan mendadak,” kata Ema. (*)
Kontributor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.