PWMU.CO – Menyambut Milad ke-107, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bungah, Gresik menggelar Tabligh Akbar, di lapangan Perguruan Muhammadiyah Bungah, Sabtu (16/11).
Hadir sebagai penceramah, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Nadjib Hamid. Dia menguraikan tema milad, “Mencerdaskan Kehidupan Berbangsa”.
Menurutnya, dari tema tersebut tersirat makna selama ini kehidupan berbangsa kita belum cerdas. Ia lantas menguraikan ciri-ciri orang yang cerdas. Di antaranya, mampu menyelesaikan masalah yang rumit, menjadi sederhana.
“Maka, kalau ada orang yang menghadapi masalah sederhana, tapi diselesaikan dengan cara yang rumit, berarti orang itu tidak cerdas,” simpulnya.
Dicontohkan, ada keluarga terdidik, suami istri sarjana dan kaya. Tapi bercerai, gara-gara berbeda dalam cara menggunakan pasta gigi. Si suami kalau menggunakan pasta gigi, memencet dari tengah. Sehingga bentuknya jelek. Sedangkan sang isteri, memencet dari bawah. Sehingga tetap rapi.
“Akibatnya, setiap kali si suami usai memakai pasta, selalu terjadi pertengkaran. Ujungnya, perceraian,” ungkapnya mengutip pemberitaan di salah satu media.
“Itu, namanya keluarga yang tidak cerdas. Sebab kalau cerdas, kan cukup diselesaikan dengan membeli dua pasta gigi, sehingga tidak saling mengganggu,” imbuhnya.
Menurut Nadjib, dalam kehidupan berbangsa ini juga masih banyak yang belum cerdas. “Gara-gara beda pilihan dalam Pilpres, persahabatan bisa jadi terputus. Padahal pemilunya sudah selesai, dan kedua calon sudah bergabung menjadi satu kabinet,” ungkapnya.
Warga Muhammadiyah, kata Nadjib, juga tidak sedikit yang belum cerdas. Sehingga setiap ada pandangan yang berbeda mengenai masalah politik, disikapi dengan marah-marah.
“Dalam hal politik, sebagian warga kita berpandangan hitam putih, benar dan salah. Seperti akidah. Padahal yang diperselesihkan hanya menyangkut strategi, bukan substansi.”
Ia mengingatkan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kita harus cerdas dalam mengelola kata dan tindakan. “Terlebih kalau berhubungan dengan media. Jangan sampai omongan kita melegitimasi stigma yang salah tentang Muhammadiyah,” pesannya.
Nadjib juga mengajak para pimpinan Muhammadiyah Aisyiyah untuk meluaskan anggotanya, melalui aneka kegiatan yang diminati generasi milenial. Seperti sepak bola dan musik.
“Muhammadiyah kurang diminati generasi milenial, antara lain karena kita kurang familiar dengan sepakbola dan musik. Bahkan masih banyak yang mengatakan musik itu haram,” tandasnya. “Insyaallah PWM Jatim akan menghidupkan kembali PSHW (Persatuan Sepakbola Hizbul Wathan) yang pernah jaya,” imbuhnya. (*)
Kontributor Yana Firna Aisiyah. Editor Mohammad Nurfatoni.